KONTEKS.CO.ID – Israel pecat dua perwira buntut serangan udara yang menewaskan tujuh relawan kemanusiaan World Central Kitchen (WCK) di Gaza pekan ini.
Mereka merupakan kepala staf brigade berpangkat kolonel dan seorang perwira brigade pendukung tembakan berpangkat mayor.
Tak hanya itu, komandan senior berpangkat jenderal yang mengepalai Komando Selatan juga mendapat teguran secara resmi.
Tujuh relawan kemanusiaan yang tewas berasal dari Inggris, Australia dan Polandia, seorang dengan warga negara Kanada dan US serta seorang warga Palestina.
Sebelumnya, Israel telah menggelar penyelidikan atas insiden tewasnya tujuh relawan kemanusiaan.
Hasilnya, mereka menemukan kesalahan serius dan pelanggaran prosedur oleh militer.
Serangan dari Mobil ke Mobil
Dalam penyelidikan, Israel secara keliru menyerang tiga kendaraan kelompok bantuan WCK pada Senin, 1 April 2024 malam.
Israel mengira, mereka tengah menyerang orang-orang bersenjata Hamas dengan pesawat tanpa awak.
“Serangan terhadap kendaraan bantuan adalah kesalahan besar. Ini berawal dari kesalahan identifikasi, pengambilan keputusan, dan serangan yang bertentangan dengan Prosedur Operasi Standar,” kata militer dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat, April 2024.
Militer mengatakan konvoi bantuan yang diiringi kendaraan ringan berhenti di hanggar tempat truk bongkar muat sebelum berangkat.
“Seorang pria bersenjata terlihat di atap salah satu truk. Ketika tiga kendaraan ringan tersebut meninggalkan hanggar, komandan tidak mengidentifikasi kendaraan tersebut sebagai milik WCK,” kata pernyataan militer.
Kepala Mekanisme Pencarian Fakta dan Penilaian IDF yang memimpin penyelidikan, Yoav Har-Even mengatakan pasukan tidak dapat melihat logo WCK di atap kendaraan dalam kegelapan.
Secara keliru, militer bertindak berdasarkan keyakinan bahwa itu telah diambil alih oleh pejuang Hamas.
“Pikirannya saat itu adalah misi kemanusiaan telah berakhir dan mereka sedang melacak kendaraan Hamas dengan satu tersangka pria bersenjata. Setidaknya satu tersangka pria bersenjata, yang mereka salah identifikasi berada di dalam salah satu dari tiga mobil tersebut,” katanya kepada wartawan di sebuah pengarahan.
Tentara Israel menyerang mobil itu dan kemudian mereka mengidentifikasi orang-orang yang keluar dari mobil.
Mereka lantas memasuki mobil kedua dan saat itulah pasukan memutuskan untuk menyerang mobil kedua.
Kemudian dua orang meninggalkan mobil kedua dan masuk ke mobil ketiga. Tentara kembali melakukan serangan ke mobil ketiga.
“Serangan itu melanggar prosedur operasi standar IDF,” katanya.
Jose Andres, koki yang mendirikan World Central Kitchen, mengatakan, tujuh pekerja telah menjadi sasaran secara sistematis, mobil demi mobil.
Mereka terus mendapat serangan ketika bergerak mencari perlindungan.
Serangan terhadap relawan kemanusiaan telah memicu kemarahan global pada minggu ini.
Presiden Joe Biden mengancam akan merubah kebijakan AS terhadap Israel.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"