KONTEKS.CO.ID – Rusia dan China menggunakan hak veto untuk memblokir resolusi Dewan Keamanan PBB yang diajukan oleh AS terkait gencatan senjata di Gaza Palestina.
Hal ini terjadi pada Pada Jumat, 22 Maret 2024).
Rusia menuduh AS melakukan tindakan yang munafik dengan tidak menekan Israel yang merupakan sekutu utamanya.
Meskipun AS sebelumnya telah memveto seruan gencatan senjata, kali ini mereka mengajukan resolusi untuk mendukung gencatan senjata segera dan berkelanjutan.
Veto tersebut juga mendapat dukungan dari Aljazair. Sementara Guyana memilih abstain.
Di sisi lain, sebelas anggota Dewan Keamanan lainnya, termasuk Perancis dan Inggris, memberikan suara mendukung.
Duta Besar Rusia, Vasily Nebenzia, menegaskan, AS tidak melakukan langkah apapun untuk menghentikan serangan Israel di Gaza.
Ia juga mengecam AS karena berbicara tentang gencatan senjata setelah kerusakan besar-besaran terjadi di Gaza.
“Produk politik Amerika hanya bertujuan untuk mempengaruhi pemilih dan tidak memperhatikan keadaan di Gaza,” katanya.
Dia mengatakan, resolusi tersebut mendapat kritik karena dianggap tidak menuntut Israel untuk mengakhiri serangannya secara tegas.
Sebaliknya, resolusi tersebut hanya menekankan pentingnya gencatan senjata tanpa menyebutkan tanggung jawab Israel.
Sementara itu, perwakilan China, Zhang Jun, juga menyatakan kekhawatirannya terhadap bahasa yang ambigu dalam resolusi tersebut.
Ia menyebut hal tersebut tidak memberikan jawaban yang jelas terkait pelaksanaan gencatan senjata dalam waktu dekat.
Veto ini menunjukkan ketegangan yang dalam di antara anggota Dewan Keamanan PBB dalam menangani konflik di Gaza.
Sementara masyarakat internasional terus berupaya untuk mencari solusi yang bisa mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung lama di wilayah tersebut.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"