KONTEKS.CO.ID – Senjata nuklir Rusia paling beragam di dunia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi militer Amerika Serikat (AS).
“Washington sangat perlu memodernisasi kekuatan nuklirnya sendiri. Coba bandingkan dengan senjata nuklir Rusia,” kata Kepala Komando Strategis AS, Jenderal Angkatan Udara Anthony Cotton, mengutip RT, Minggu 3 Maret 2024.
Cotton mengatakan, Rusia menghadirkan tantangan serius terhadap dominasi militer Amerika. “Moskow telah memiliki persenjataan nuklir yang melebihi milik Washington dan secara aktif memodernisasikannya,” katanya kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat AS.
Bersama dengan China, Rusia dengan cepat meningkatkan posisinya melawan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di berbagai bidang.
Ia memperingatkan, laju perubahan ini semakin meningkat dan sekarang jauh lebih cepat dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
Dia merujuk pada pernyataan baru-baru ini dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada awal Februari, bahwa kekuatan nuklir strategis Rusia telah “hampir sepenuhnya termodernisasi”. Komponen angkatan laut dari triad pencegahan nuklir negara tersebut telah meningkat hampir 100%.
“Rusia saat ini memiliki persenjataan nuklir terbesar dan paling beragam terbandingkan negara mana pun,” kata Cotton menegaskan kembali.
Pernyataannya ini secara khusus merujuk pada rudal balistik antarbenua Sarmat dan kapal selam baru milik Moskow, yang juga mampu membawa senjata nuklir.
ICBM Sarmat tersetujui untuk tugas tempur pada September 2023. Saat berpidato di Majelis Federal Rusia pada hari Kamis, Putin berjanji untuk merilis rekaman rudal di silo mereka.
Senjata Nuklir Rusia yang Ditakutkan AS
Salah satu senjata nuklir Rusia yang paling mumpuni, Sarmat terperkirakan memiliki jangkauan 11.000 mil (sekitar 18.000 kilometer), dengan muatan seberat sepuluh ton. Jenis senjata lain yang Cotton sebutkan, antara lain kapal selam kelas Borei dan kelas Yasen-M.
Menurut jenderal AS tersebut, Moskow juga “memperluas dan memodernisasi opsi nuklirnya” di luar triad nuklir klasik.
Secara khusus, ia menarik perhatian para senator terhadap rudal hipersonik Kinzhal dan Tsirkon, yang keduanya ia klaim dapat membawa muatan nuklir.
Dalam pidatonya di hadapan Majelis Federal minggu ini, Putin mengatakan bahwa kedua jenis senjata tersebut telah tergunakan oleh pasukan Rusia dalam pertempuran selama konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev. Rudal hipersonik meluncur membidik sasaran militer Ukraina yang bernilai tinggi.
Pada tahun 2018, presiden Rusia mengatakan bahwa rudal Kinzhal yang meluncur dari udara mungkin memiliki hulu ledak nuklir. Namun sejauh ini, hanya varian konvensional yang mereka gunakan di Ukraina.
Tsirkon adalah rudal hipersonik anti-kapal yang terkembangkan untuk Angkatan Laut Rusia, yang juga dapat tergunakan untuk menyerang sasaran darat.
“Kekuatan strategis AS saat ini beroperasi menghadapi tantangan yang belum pernah Amerika hadapi,” kata Cotton memperingatkan.
Kekuatan Rusia akan semakin menakutkan jika bergabung dengan kekuatan nuklir China, Korea Utara, dan Iran. “Menambah lapisan kompleksitas baru pada kalkulus strategis kami,” katanya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"