KONTEKS.CO.ID – Skandal baru-baru ini terjadi dan mengguncang dunia pendidikan kedokteran di Korea Selatan. Mahasiswa Kedokteran Ewha Womans University ajukan petisi cuti massal.
Ada sekitar 280 mahasiswa dari Ewha Womans University Medical School memutuskan untuk mengajukan petisi cuti kolektif pada tanggal 20 Februari.
Keputusan ini bertentangan dengan usulan pemerintah untuk memperluas penerimaan sekolah kedokteran.
Ini juga merupakan momen bersejarah karena ini adalah kali pertama tindakan semacam ini dilakukan.
Langkah langka ini telah memicu perdebatan sengit di kalangan mahasiswa kedokteran dan lembaga pendidikan di seluruh negeri.
Petisi Cuti Massal!
Kabarnya, hampir seluruh mahasiswa yang terdaftar di Ewha Womans University Medical School telah bergabung dalam penyerahan formulir cuti.
Namun, yang menarik, permohonan cuti tersebut tidak mereka ajukan melalui prosedur resmi universitas,
Karena ini biasanya memerlukan konsultasi dengan penasihat atau kepala departemen, serta persetujuan dari orang tua.
Meskipun pengajuan tidak melalui jalur formal, pihak sekolah berencana untuk mengadakan wawancara dengan para siswa untuk memahami niat mereka untuk mengambil cuti.
Seorang pejabat dari Ewha Womans University menyatakan terkait masalah yang terjadi.
“Meskipun kiriman tersebut tidak sesuai dengan format yang biasa kami terima, namun kami mengakui bahwa ini merupakan ekspresi kolektif dari keinginan siswa untuk mengambil cuti.”
Aksi ini mereka lakukan di tengah-tengah protes yang meluas dari dokter yang telah mengundurkan diri.
Sebagai respons terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan jumlah penerimaan di sekolah kedokteran.
Tidak hanya mahasiswa, tetapi juga Korean Medical University juga turut serta dalam hal ini.
Asosiasi Mahasiswa Sekolah Kedokteran Pascasarjana (KMA) juga telah menyatakan niat mereka untuk mengajukan laporan cuti kolektif selama satu tahun.
Sebelumnya, pada tanggal 16 Februari, 160 mahasiswa dari Universitas Wonkwang juga mengajukan permohonan cuti kolektif.
Namun setelah berdiskusi dengan penasihat mereka, mereka memutuskan untuk membatalkan niat mereka.
Kementerian Pendidikan melaporkan bahwa pada hari sebelumnya, sebanyak 1.133 siswa dari tujuh sekolah kedokteran di seluruh negeri.
Mereka telah mengajukan permohonan cuti, dan empat di antaranya telah di setujui.
Ini menunjukkan bahwa masalah penerimaan di sekolah kedokteran telah menjadi isu yang memanas dan semakin meruncing.
Dimana mahasiswa dan lembaga pendidikan sama-sama terlibat dalam perjuangan ini.
Sementara pemerintah dan lembaga pendidikan berusaha mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis yang meningkat.
Langkah-langkah kontroversial seperti petisi cuti kolektif ini menunjukkan bahwa masih ada ketidakpuasan yang mendalam di antara mahasiswa dan praktisi medis.
Dengan nasib para mahasiswa yang mengajukan cuti masih menjadi tanda tanya besar.
Satu hal yang pasti adalah bahwa perdebatan tentang masa depan pendidikan kedokteran di Korea Selatan masih akan berlanjut dalam waktu yang lama.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"