KONTEKS.CO.ID – Pemberontak menyerang tambang emas di Kongo timur. Akibatnya, 12 orang tewas.
Pemberontak dari kelompok bersenjata CODECO menyerang sebuah tambang emas di dekat distrik Djugu, Provinsi Ituri, Rabu, 14 Februari 2024.
Sebuah organisasi masyarakat sipil, Mabendi, pada Kamis, 15 Februari 2024 melaporkan, pemberontak menculik 16 orang.
“Kami marah dengan serangan musuh ini,” kata Ketua Mabendi, Vital Tungulo.
Kekerasan meningkat di Kongo timur, tempat konflik berkobar selama beberapa dekade.
Lebih dari 120 kelompok bersenjata berperang di wilayah tersebut.
Sebagian besar demi memperebutkan tanah dan menguasai tambang yang mengandung mineral.
Sementara beberapa kelompok berusaha melindungi komunitas mereka.
Sebagai informasi, CODECO merupakan asosiasi kelompok milisi yang sebagian besar berasal dari komunitas petani etnis Lendu.
Sejak tahun 2017, mereka berperang melawan Zaire, sebuah kelompok bela diri yang sebagian besar berasal dari komunitas penggembala etnis Hema.
Pusat Studi dan Penelitian Terorisme Afrika mencatat, serangan CODECO menewaskan hampir 1.800 orang dan melukai lebih dari 500 orang dalam empat tahun hingga 2022.
CODECO menargetkan wilayah yang kaya akan emas dan mineral.
Pada bulan September, para pejuangnya menyerang sebuah desa di Provinsi Ituri dan menewaskan 14 orang.
Kongo sendiri merupakan negara yang mempunyai cadangan mineral tanah jarang terbesar di dunia, seperti kobalt dan tembaga.
Keduanya banyak menarik minat banyak kelompok karena merupakan bahan pembuatan kendaraan listrik, turbin angin, dan panel surya.
Pada hari yang sama, Komandan militer, Yves Kadjena mengaku kecewa dengan serangan tersebut.
Pasalnya, CODECO telah menandatangani perjanjian damai dengan milisi lain pada akhir Januari.
Mereka berjanji untuk menghentikan pertempuran dan membebaskan sandera.
“Militer mengambil tindakan untuk mengakhiri kekerasan,” katanya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"