KONTEKS.CO.ID – Raja Charles sakit kanker sehingga memaksa Raja Inggris itu untuk berhenti sementara dari tugas Kerajaan. Hal ini menimbulkan pertanyaan siapa penerus takhta selanjutnya.
“Raja Charles III dari Inggris telah didiagnosis mengidap suatu jenis sakit kanker. Ini akan menunda tugas-tugas publiknya,” kata Istana Buckingham dalam pengumuman resminya, mengutip Aljazeera, Rabu 7 Februari 2024.
Raja Charles baru-baru ini menghabiskan tiga malam di rumah sakit untuk menjalani perawatan pembesaran prostat. Dapat terpahami bahwa masalah terpisah ini telah tim dokter temukan selama prosedur tersebut berlangsung.
Melihat kondisi Raja Charles, bagaimana dampaknya bagi keluarga kerajaan?
Raja Charles Sakit Kanker Jenis Apa?
Dalam pengumuman hari Senin lalu, pejabat istana tidak merinci jenis kanker apa yang derita. Atau seberapa serius kondisinya penyakit tersebut. Sumber Kerajaan mengatakan kepada Reuters bahwa itu bukan kanker prostat.
Istana hanya mengatakan bahwa raja telah memulai jadwal perawatan rutin, “Selama waktu tersebut (dia) telah dokter sarankan untuk menunda tugas-tugas yang berhubungan dengan publik.”
“Sepanjang periode ini, Yang Mulia akan terus menjalankan urusan negara dan urusan resmi seperti biasa,” tambah pihak Istana.
Istana Buckingham juga mengatakan, raja telah memutuskan untuk terbuka mengenai diagnosisnya menderita kanker. Hal itu guna mencegah spekulasi serta dapat membantu memberikan pemahaman kepada semua orang di seluruh dunia tentang kanker.
Pengungkapan kanker raja terjadi ketika Catherine, Putri Wales dan istri pewaris takhta, William, juga menjalani masa pemulihan di rumah setelah menghabiskan dua minggu di rumah sakit. Mereka menjalani rencana operasi perut untuk kondisi yang tidak tertentukan, tapi yang jelas bukan kanker.
Kapan Masalah Kesehatan Raja Charles Muncul?
Rakyat Inggris pertama kali terberitahukan tentang masalah kesehatan Charles pada bulan Januari. Saat itu Istana Buckingham mengumumkan bahwa dia memulai “prosedur perbaikan” untuk pembesaran prostat.
Para pejabat mengatakan kondisinya tidak berbahaya, meskipun raja membatalkan perjanjian dan beristirahat sebelum prosedur tersebut.
Pembesaran prostat umum terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun dan dialami ribuan orang di Inggris. Kondisi ini memengaruhi cara seseorang buang air kecil dan biasanya tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Ini bukan kanker dan tidak menyebabkan peningkatan risiko terkena kanker prostat.
Saat itu, pejabat Istana mengatakan, raja telah memutuskan untuk mempublikasikan rincian kondisinya sebagai upaya untuk mendorong pria lain agar memeriksakan prostatnya sesuai anjuran kesehatan masyarakat.
Sebagai hasil dari perawatan ini, raja menghabiskan tiga malam di Klinik London. Lalu ia kembali terlihat di depan umum untuk pertama kalinya pada hari Minggu ketika melambaikan tangan kepada para simpatisan dalam perjalanannya menuju kebaktian pagi di gereja di Norfolk.
Apa yang Terjadi Jika Raja Charles Tak Dapat Melanjutkan Tugasnya?
Untuk saat ini, hal itu tidak menjadi masalah. Namun, ada mekanisme konstitusional yang berlaku jika Charles mencapai titik di mana sang raja tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai raja.
Dua penasihat negara dapat tertunjuk untuk bertindak atas nama raja melalui Surat Paten, suatu bentuk hibah dari kedaulatan Inggris.
Para penasihat negara akan mendapat wewenang untuk melaksanakan sebagian besar tugas resmi raja. Termasuk menghadiri pertemuan Dewan Penasihat, menandatangani dokumen rutin, dan menerima duta besar baru.
Namun, mereka tidak dapat menunjuk seorang perdana menteri atau membubarkan parlemen kecuali raja meminta mereka melakukannya.
Secara hukum, penasihat negara dipilih dari kelompok yang mencakup pasangan raja dan orang-orang dalam garis suksesi yang berusia di atas 21 tahun.
Saat ini, urutan utama suksesi takhta mencakup 24 orang, baik dewasa maupun anak-anak.
Termasuk semua anak-anak, yang berada di urutan teratas adalah William, Pangeran Wales dan putra tertua Charles dan mendiang Putri Diana.
Ketiga anaknya, Pangeran George, Putri Charlotte, dan Pangeran Louis, mengikuti garis suksesinya. Ketika Louis lahir pada 2018, aturan anak sulung dihapuskan. Artinya, mulai tahun 2018 dan seterusnya, kelahiran anak laki-laki kerajaan tidak bisa menggantikan anggota keluarga perempuan dalam garis suksesi.
Pangeran Harry, putra bungsu Charles dan Diana, yang telah melepaskan tugas kerajaannya tapi tetap mempertahankan posisinya dalam garis takhta, dan kedua anaknya mengikuti berikutnya.
Setelah mereka datang ke barisan pewaris takhta, Pangeran Andrew, adik laki-laki Charles dan putra tertua kedua Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip. Mereka terikuti oleh anak-anaknya, Putri Beatrice dan Eugenie.
Pewaris takhta lainnya termasuk Putri Anne, saudara perempuan Charles, dan Pangeran Edward, adik bungsunya.
Namun, pers Inggris melaporkan pada bulan Januari bahwa ketentuan rahasia telah terbuat untuk mencegah Pangeran Harry, yang tidak tersukai bersama istrinya, Meghan Markle. Aatau Pangeran Andrew, yang terjebak dalam skandal Jeffrey Epstein, untuk melakukan menjalankan tugas resmi atas nama raja. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"