KONTEKS.CO.ID – Inggris mendeteksi kasus flu burung pada mamalia di Sub-Antartika untuk pertama kalinya.
Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan Inggris (APHA) pada Kamis, 11 Januari 2024 mengatakan, penemuan ini akan meningkatkan kekhawatiran virus itu dapat menyebar.
Imbasnya, akan dan mengancam populasi besar satwa liar di wilayah tersebut.
APHA mengatakan mereka menemukan flu burung yang sangat patogen (HPAI) pada gajah dan anjing laut berbulu di Pulau South Georgia.
Ini merupakan wilayah luar negeri Inggris yang terletak di Samudra Atlantik Selatan.
Mereka telah melakukan pengujian terhadap flu burung pada mamalia di wilayah tersebut sejak dugaan pertama kali muncul tahun lalu.
“Mengingat Antartika merupakan pusat keanekaragaman hayati yang unik dan istimewa, sungguh menyedihkan dan memprihatinkan melihat penyakit ini menyebar ke mamalia di wilayah tersebut,” kata Direktur Layanan Ilmiah APHA, Profesor Ian Brown.
Dia menambahkan, populasi burung laut dan mamalia laut yang sangat besar dapat terancam gegara penyakit ini.
Sub-Antartika mengacu pada wilayah tepat di utara Antartika, yang memiliki banyak pulau.
APHA mengatakan data menunjukkan belum ada adaptasi virus yang meluas.
Selain itu, tidak ada peningkatan risiko pada manusia, dengan risiko penularan pada manusia masih sangat rendah.
Awal Mula Kecurigaan
Georgia Selatan, sekitar 1.000 kilometer tenggara Kepulauan Falkland dan hanya dapat diakses dengan kapal.
Wilayah ini memiliki beberapa koloni burung laut yang paling terawasi ketat di dunia.
Kecurigaan awal terhadap H5N1 muncul pertama kali di sebuah pulau di lepas pantai barat laut Georgia Selatan pada bulan Oktober.
Hal itu bermula dari kecurigaan pada beberapa camar cokelat yang mati.
Badan tersebut mengatakan, data dari unggas yang terinfeksi menunjukkan, virus tersebut kemungkinan besar terbawa oleh perpindahan burung yang bermigrasi dari Amerika Selatan.
Brown mengatakan pihaknya akan membagikan sampel kepada mitra internasional badan tersebut.
Langkah itu untuk membantu upaya mengatasi virus tersebut.
Namun, ia memperingatkan masih ada ketidakpastian mengenai cara virus itu menular dan menyebar.
Tahun lalu, terjadi sejumlah wabah flu burung di Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara Amerika Selatan, yang menyebabkan kematian ribuan burung dan mamalia.
Jutaan hewan ternak dalam beberapa tahun terakhir juga telah dimusnahkan untuk mencegah penyebaran virus yang sangat menular ini.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"