KONTEKS.CO.ID – Demo menuntut pemerintah Bangladesh mundur berujung kisruh. Pengunjuk rasa membakar kereta penumpang yang justru menewaskan empat orang.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 19 Desember 2023.
Pihak oposisi menyerukan pemogokan di seluruh negeri sejak beberapa waktu lalu.
Namun, terhitung sejak 28 Oktober, total sudah ada enam orang tewas dalam demonstrasi yang berubah menjadi aksi kekerasan tersebut.
“Pendukung pemogokan membakar tiga kompartemen kereta ekspres. Petugas berhasil mengvakuasi empat mayat dari kompartemen,” kata petugas pemadam kebakaran Shahjahan Shikder.
Polisi menyebutkan, belum jelas berapa banyak orang yang berada di dalam kereta yang melaju dari distrik Netrokona di utara menuju ibu kota Dhaka itu.
Partai oposisi Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) menginginkan Perdana Menteri Sheikh Hasina mundur dan memberi jalan bagi pemerintah netral untuk mengawasi pemilu 7 Januari yang telah mereka boikot.
Hasina, yang juga sedang mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat berturut-turut, telah berulang kali menolak seruan oposisi untuk mengundurkan diri.
Dia jstru menyalahkan BNP atas protes jalanan yang mematikan baru-baru ini untuk mendukung tuntutan mereka.
Dari 300 daerah pemilihan yang diperebutkan dalam pemilu, partai Liga Awami yang dipimpin Hasina telah berbagi 26 daerah pemilihan dengan sekutunya, Partai Jatiya.
Hal ini memungkinkan Partai Jatiya mengajukan kandidat dengan total 283 kursi.
Kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah menargetkan para pemimpin dan pendukung oposisi.
Sebaliknya, pemerintah membantah tuduhan tersebut namun menghadapi tekanan dari negara-negara Barat untuk menyelenggarakan pemilu yang bebas, adil dan partisipatif.
Sejalan dengan praktik yang biasa terjadi, panel pemilu Bangladesh telah memutuskan untuk mengerahkan tentara mulai tanggal 29 Desember untuk mencegah kekerasan apa pun.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"