KONTEKS.CO.ID – Presiden Bulgaria Rumen Radev menyatakan bahwa pasokan dari Gazprom adalah salah satu opsi terbaik meski bukan satu-satunya solusi dan negosiasi harga tetap faktor mutlak. Dia merujuk ke Kementerian Energi mempertanyakan tanggapan Rusia terhadap proposal Bulgaria untuk melanjutkan negosiasi pasokan, menyusul penangguhan sepihak sejak akhir April. Bulgaria saat itu menolak pembayaran ke Gazprom dengan mata uang Rubel. Persyaratan mutlak yang diajukan Gazprom menyusul sanksi dari AS dan Eropa.
“Itu solusi jika kondisi seperti harga dan penjadwalan ulang pengiriman dapat tercapai,” katanya. Namun, pendapat berbeda diungkapkan Ketua Komisi Pengaturan Energi dan Air Ivan Ivanov yang berpendapat kuantitas dari pusat lelang gas Balkan berikut pasokan gas alam cair dari Azerbaijan dan negara lainnya mampu mencapai harga yang menguntungkan bagi konsumen dan memenuhi kebutuhan negara.
Berita yang bersumber dari Novinite ini melaporkan, interkoneksi berupa pemasangan saluran pipa gas alam dengan Yunani diharapkan mulai beroperasi pada 1 Oktober, yang akan meningkatkan pasokan gas Azerbaijan. Sebelumnya, Menteri Daerah optimis bahwa pembangunan akan selesai tepat waktu.
Radev mendesak para pihak untuk tidak menarik “garis merah”
Radev mengangkat isu tingginya harga gas ditengah mulainya kampanye pra-pemilihan. Ia berharap mendapatkan hasil berupa parlemen yang kuat dan pemerintahan reguler yang stabil setelah pemilihan mendatang.
Ia meminta mereka melanjutkan kebijakan melindungi warga dalam kondisi krisis, yang menurutnya dipimpin oleh pemerintahan transisi. Selain itu juga untuk mengadopsi kerangka hukum di bawah Rencana Pemulihan dan Ketahanan, serta melaksanakan reformasi dengan cakrawala jangka panjang yang diharapkan semua orang.
“Saya berharap bahwa partai-partai telah belajar dari pengalaman dan dalam kampanye tidak membakar jembatan politik. Harus disadari mereka harus bernegosiasi untuk membentuk pemerintahan. Durasi singkat usi parlemen yang terakhir dan pemerintah merupakan indikasi yang jelas seberapa jauh menggambar garis merah terus menerus. Kampanye negatif dan menolak dialog dapat membawa kita menuju krisis, “kata Radev.
Ia menyarankan agar partai-partai melakukan kampanye yang berwawasan ke depan, mengatasnamakan kepentingan masyarakat, serta berdasarkan fakta dan tidak menyalahgunakannya. ****
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"