KONTEKS.CO.ID – Eva Braun adalah perempuan simpanan Adolf Hitler selama 16 tahun. Hitler sendiri salah satu pria paling kejam dalam sejarah manusia.
Eva adalah sosok perempuan ideal di mata Hitler. Dia satu-satunya wanita yang pernah menikah dengan Hitler. Banyak misteri menyelimuti hidup Eva Braun. Siapa dia sebenarnya?
Sejarawan menulis bahwa gadis sederhana seperti Eva Braun adalah pilihan sempurna sang diktator, primadona Third Reich.
Para pembantu Hitler benci terhadap Eva menyebutnya sebagai perempuan bodoh dan berotak kosong. Nyatanya, Eva Braun adalah pemain politik kunci di Third Reich.
Eva Braun, Belle dari Third Reich
Banyak sejarawan menulis Eva Braun tak memainkan peran dalam kancah politik. Kabarnya, Hitler selalu meminta Eva pergi saat terjadi pembicaraan politik dengan teman-temannya. Eva juga tak pernah menjadi anggota Partai Nazi.
Namun Heike Gortemaker yang menulis buku “Eva Braun: Life With Hitler (2010)” punya pendapat lain. Ia menunjukkan sejumlah bukti bahwa Eva hadir pada sejumlah pertemuan Hitler dan para petinggi Nazi.
Gortemaker menyebutnya ‘Belle dari Third Reich’. Eva Braun adalah pemain politik kunci di Third Reich.
Sebagai informasi, Third Reich adalah pemerintahan Partai Nazi di Jerman pada tahun 1933-1945. Third Reich adalah pemerintahan totaliter yang berdasarkan pada kemurnian ras Jerman yang menerapkan program pengusiran dan pemusnahan orang Yahudi, yang kemudian terkenal sebagai holocaust.
Third Reich adalah upaya nostalgia untuk merebut kembali apa yang Nazi anggap sebagai kejayaan Jerman di masa lalu.
Reich Pertama adalah Kekaisaran Romawi Suci di bawah pemerintahan Charlemagne. Reich Kedua adalah Kekaisaran Jerman pimpinan Otto von Bismarck di bawah pemerintahan Hollenzollern.
Third Reich adalah Jerman yang berada di bawah kekuasaan Nazi selama dua belas tahun di bawah pimpinan Adolf Hitler.
Eva Pemain Politik Kunci
Heike B Görtemaker menemukan bahwa Eva sepenuhnya memahami liku-liku kebijakan Nazi, pun tidak berusaha untuk berbicara menentang Holocaust. “Ia tahu apa yang terjadi. Ia bukan sekadar penonton,” ujarnya.
“Karena itu, perlu mengoreksi gambaran terkait Eva Braun. Dia bukan si pirang bodoh yang mengalami nasib sial karena jatuh cinta dengan iblis,” imbuh Gortemaker, melansir dari The Guardian.
Menurut temuan Gortemaker,
Eva Braun, kata Gortemaker, merupakan sosok cerdas, berbakat, dan sangat menyadari kekuatan posisinya. Di atas segalanya, dia adalah orang yang suka berpolitik, dan ahu semua tingkat kekuasaan dalam struktur Third Reich yang rumit.
“Dia tahu siapa yang harus mendapat sanjungan, siapa yang harus dibekukan, dan terutama siapa yang harus mendapat rekomendasi pada Adolf Hitler,” sebut Gortemaker.
Kelompok terakhir termasuk anggota keluarga Eva Braun yang mendapat banyak keuntungan dari 14 tahun berada di sisi Hitler. Eva tidak hanya “jatuh cinta” pada Hitler, kata Görtemaker, dia adalah seorang yang benar-benar percaya pada Führer dan seorang sosialis nasional yang setia.
Eva Braun, Putri Kepala Sekolah yang Kejam
Jika Eva Braun bisa menundukkan hati Hitler, mungkin karena dia terbiasa hidup bersama pria-pria kejam. Eva Anna Paula Braun adalah putri seorang kepala sekolah yang kejam.
Dia lahir di Munich pada 6 Februari 1912 dan mengenyam pendidikan di sebuah sekolah biara. Pada usia 17 tahun, ia bekerja di Munich sebagai asisten dan sesekali menjadi model untuk Heinrich Hoffmann, seorang fotografer resmi Partai Nazi.
Di studio milik Hoffmann inilah ia bertemu dengan Adolf Hitler yang saat itu berusia 40 tahun. Seketika Eva jatuh cinta padanya, “Eva menyebut Hitler sebagai pria matang dengan kumis lucu dan topi besar,” kenang Heinrich Hoffmann.
Hitler menyebut Eva adalah sosok wanita yang pantas mendampinginya, “Seorang laki-laki pintar akan memilih perempuan bodoh. Bayangkan jika ia memiliki perempuan yang gemar merecoki pekerjaannya,” kata Hitler.
Keduanya pun hidup bersama sejak 1932. Meski begitu Hitler dan Eva tak pernah muncul di depan publik bersama-sama. Sang diktator hanya mengenalkan Eva pada teman-teman dekat dan para petinggi Nazi.
Eva mendampingi Hitler sebelum pria itu berkuasa. Lalu pada 1933, Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman.
Buktikan Cinta dengan Upaya Bunuh Diri
Eva sering membuktikan pada Hitler bahwa dia adalah perempuan yang rela mati demi lelaki tercinta.
Pada 1932, Eva menembak dirinya sendiri dalam upaya bunuh diri. Mungkin ia bertujuan untuk membuat sang Fuhrer menganggapnya lebih serius. Pada 1935, ia menelan overdosis obat tidur, namun berhasil pulih.
Dua kali upaya bunuh diri Eva berhasil. Pada 1936, Eva akhirnya menjadi nyonya rumah Hitler di tempat peristirahatannya di Berghof, di pegunungan Alpen Bavaria dekat Berchtesgaden.
Eva bahagia meskipun Hitler tetap menyembunyikannya dari publik Jerman.
Di tempat dingin itu, Eva kerap menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan bersama anjing-anjingnya. Ia juga rutin berolahraga untuk menjaga bentuk tubuhnya, membaca majalah dan novel romantis, serta menonton film.
Bahkan Eva sering terlihat berjemur dalam keadaan telanjang. Ia cuek meskipun Hitler yang puritan tak menyukainya. Hitler juga tak suka melihat Eva merokok dan menggunakan make up.
Rela Mati Demi Hitler
Setelah rencana pembunuhan Hitler yang gagal pada tahun 1944, Eva menulis surat kepada kekasihnya itu ‘Sejak pertemuan pertama kita, saya berjanji pada diri saya sendiri untuk mengikutimu kemana pun, bahkan sampai mati. Anda tahu bahwa seluruh hidup saya adalah untuk mencintaimu.”
Eva membuktikan kata-katanya. Pada 1945, ia bersikeras berangkat ke Berlin untuk bergabung dengan kekasihnya.
Keduanya pun menikah di Führerbunker dalam sebuah upacara sipil sederhana pada 29 April 1945. Pernikahan itu berlangsung ketika kota Berlin mendapat serangan bom besar-besaran dari tentara merah Soviet. Hanya tinggal menunggu waktu untuk jatuh.
Setelah menikah, pada esok harinya sekitar pukul 3.30 sore, Adolf Hitler terlihat mengenakan jaket kebesaran dan seragam Nazi dengan celana panjang hitamnya.
Dia bersama Eva Braun, sang istri yang baru sehari menikah dengannya. Eva memakai gaun biru. Keduanya masuk ke dalam kamar di dalam bunker persembunyian sang diktator.
Sebuah tembakan terdengar dari ruang duduk. Eva telah menggigit kapsul sianida. Sedangkan Hitler menembak kepalanya sendiri.
Adolf Hitler dan Eva Braun tewas bunuh diri di dalam bunker. Eva saat itu berusia 33 tahun. Sedangkan Hitler berusia 56 tahun.
Kemudian orang-orang kepercayaan Hitler yang ikut berlindung dalam bunker bergegas membakar jasad Hitler dan Eva.
Sebelum tewas, Hitler yang tahu bahwa kekalahan sudah di depan mata berwasiat kepada ajudannya agar mengkremasi mayatnya supaya tidak jatuh ke tangan musuh. Jika tidak dibakar, Hitler khawatir museum-museum di Moskow akan memajang jenazahnya.
Alasan Hitler Menikahi Eva Braun
Setelah sang ajudan tertangkap tentara Sekutu, dia terpaksa menceritakan alasan Hitler menikah kendati sehari kemudian akan bunuh diri.
Sang ajudan menjawab bahwa keputusan Hitler untuk menikahi Eva Braun secara resmi hanya karena ingin memenuhi harapan Eva yang datang ke Berlin untuk mati bersamanya sebagai istri yang sah.
Keterangan itu berdasarkan surat wasiat Hitler pada 29 April 1945. Dalam surat itu Fuhrer memberi alasan jujur tentang keputusannya menikahi Eva.
Hitler menyebut akan memperistri gadis muda yang telah bertahun-tahun hidup sebagai kekasih simpanannya. Sebab, sang gadis sangat berharap dapat mati bersama dirinya sebagai istri yang sah.
Namun, Hitler juga sangat mencintai Eva. Hal berdasarkan keterangan para pembantu Hitler bahwa Eva satu-satunya orang yang bisa berdehem dengan keras dan berkata, “Aku mau tidur!” saat Hitler monolog yang tak ada habisnya di malam hari.
Perempuan-Perempuan Hitler
Informasi lain menyebutkan, Eva Braun adalah salah satu dari tiga perempuan yang tergila-gila dengan Hitler. Awalnya ayah Eva tak setuju putrinya menjalin hubungan dengan diktator Jerman itu. Tapi Eva begitu mencintai Hitler meski ia tahu sang diktator bukan orang yang setia.
Ketika Eva dan Hitler baru menjalin hubungan, ,sebenarnya Hitler telah tinggal bersama perempuan bernama Angela Maria Geli Raubal. Geli adalah keponakan jauh Hitler.
Geli sejak usia 17 menjadi housekeeper di salah satu kediaman Hitler bersama ibu dan adiknya. Sejak saat itu, terjalin kedekatan antara Geli dengan Hitler selama 6 tahun.
Namun Geli juga sempat menjalin hubungan asmara dengan Emil Maurice. Lelaki ini adalah supir pribadi Hitler yang juga orang nomor 2 di SS (Hitler No 1 di SS). Begitu mengetahui hubungan mereka, Hitler memaksa mereka segera mengakhiri dan memberhentikan Emil sebagai supirnya.
Tampaknya Hitler sangat mencintai Geli Raubal dan juga menjadi sangat posesif. Di tahun 1931, Geli ditemukan tewas di apartemen Hitler di Munich. Ada luka tembakan dari pistol milik Hitler yang menembus paru-paru. Kuat dugaan itu merupakan aksi bunuh diri.
Selain Geli Raubal, ada satu lagi selingkuhan Hitler yang paling terkenal. Namanya Renate Muller, salah satu aktris papan atas Jerman pada awal 1930-an.
Renate merupakan salah satu aktris kerap membintangi film-film propaganda untuk mempromosikan ajaran Nazi. Pada 1937, Renate mati mendadak pada umur 31 tahun
Awalnya kematiannya dianggap karena epilepsi. Tetapi setelah Perang Dunia II, beberapa saksi mata menyatakan bahwa Renate mati terbunuh oleh beberapa perwira Gestapo.
Ada pula teori lain meyakini bahwa penyebab kematian Renate adalah jatuh (dijatuhkan) dari jendela hotel (atau RS).
Selain dengan dua perempuan cantik tadi, sebenarnya masih ada lagi beberapa perempuan yang dekat dengan Hitler.
Tapi itu semua tidak menggoyahkan cinta Eva Braun.
Bahkan, Eva datang ke Berlin untuk mengantarkan nyawanya bersama sang pemimpin Nazi yang memilih menghindari penangkapan dengan menembakkan pistol di kepalanya sendiri.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"