KONTEKS.CO.ID – Virus Nipah membuat masyarakat dunia waspada setelah dua orang meninggal di distrik Kozhikode, Kerala, India.
Departemen Kesehatan Kerala, India telah mengeluarkan peringatan kesehatan di daerah tersebut sebagai tindakan pencegahan.
Otoritas setempat telah mengambil langkah tegas untuk menghindari penyebaran lebih lanjut, termasuk penutupan sekolah di beberapa wilayah Kerala, India.
Selain itu, otoritas setempat juga telah melakukan tes terhadap 706 orang guna mendeteksi kemungkinan infeksi.
Virus Nipah bukanlah hal yang baru di India. Negara itu sebelumnya telah menghadapi wabah serupa pada tahun 2019 dan 2021. Namun, virus ini tetap menjadi ancaman serius.
Apa Itu Virus Nipah?
Menurut Kementerian Kesehatan, Virus Nipah termasuk dalam kelompok Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.
Virus ini dapat menular dari hewan, baik hewan liar maupun domestik. Kelelawar buah, yang termasuk dalam famili Pteropodidae, adalah host alamiah dari virus ini.
Virus Nipah pertama kali teridentifikasi di peternakan babi di Malaysia. Pada saat itu, beberapa hewan menunjukkan gejala seperti demam, kesulitan bernapas, dan kejang.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa virus Nipah berasal dari kelelawar buah yang menularkannya ke babi.
Hal ini terjadi ketika penebangan pohon di hutan secara besar-besaran, memaksa populasi kelelawar berpindah ke daerah peternakan.
Babi yang terinfeksi dapat menularkan virus ini kepada manusia, yang kemudian dapat menularkannya kepada sesama manusia. Inilah yang membuat Virus Nipah berpotensi menjadi pandemi.
Gejala Virus Nipah
Gejala yang disebabkan oleh Virus Nipah tidak ada yang ringan, semuanya termasuk sedang hingga berat.
Beberapa gejala yang dapat muncul termasuk demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot di punggung dan leher, vertigo, mual hingga muntah, gangguan di saluran pernapasan, dan bahkan kejang pada kondisi parah, yang seringkali berujung pada kematian.
Masa inkubasi Virus Nipah berkisar antara 4 hingga 14 hari, dengan beberapa kasus yang dapat mencapai hingga 45 hari.
Penyebaran Virus Nipah
Virus Nipah dapat ditularkan melalui beberapa cara, termasuk:
- Konsumsi Makanan Mentah: Terutama makanan yang terkontaminasi oleh ludah atau urin kelelawar buah.
- Kontak dengan Orang yang Terinfeksi: Virus dapat ditularkan melalui kontak erat dengan orang yang sudah terinfeksi Virus Nipah.
- Dari Hewan: Terutama dari kambing, sapi, dan babi yang telah memakan makanan yang terkontaminasi oleh ludah kelelawar buah.
Seberapa Bahayakah Virus Nipah?
Virus Nipah termasuk dalam kategori highly pathogenic virus dan saat ini belum ada vaksin yang efektif untuk melawannya.
Tingkat kematian yang diakibatkan oleh virus ini mencapai sekitar 75%, yang berarti dari 4 orang yang terdeteksi terinfeksi, 3 orang umumnya akan meninggal.
Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan seperti menghindari kontak dengan kelelawar, memasak makanan dengan benar, mencuci sayur dan buah dengan baik, dan penggunaan alat pelindung diri (PPE) dalam penanganan orang yang terinfeksi sangat penting.
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyarankan agar pemerintah memperkuat kemampuan deteksi dan surveilans.
Juga memastikan bahwa kantor kesehatan pelabuhan mengklasifikasikan orang yang bergejala. Terutama mereka yang datang dari negara yang sedang mengalami wabah penyakit.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi pandemi seperti Virus Nipah.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"