KONTEKS.CO.ID – Tentara Israel telah menembak mati seorang pria Palestina setelah dia melepaskan tembakan di dekat permukiman ilegal.
Menurut tentara Israel, pria tersebut menewaskan seorang tentara Israel.
Kelompok Palestina Hamas mengatakan serangan pada hari Kamis itu sebagai tanggapan atas serangan militer Israel selama dua hari di Jenin, Tepi Gaza.
Tentara Israel mengatakan penyerang melepaskan tembakan ke pasukan keamanan yang menghentikannya di dekat permukiman Kedumim di Tepi Barat yang diduduki untuk pemeriksaan kendaraan, yang menurut mereka mencurigakan. Sedangkan prajurit yang tertembak dinyatakan tewas di tempat kejadian.
“Penyerang kemudian melarikan diri dari tempat kejadian sebelum dia dilacak dan dilumpuhkan,” kata tentara Israel, dikutip Al Jazeera, Jumat 7 Juli 2023.
Kantor berita Palestina WAFA mengidentifikasi penembak sebagai Ahmad Yasin Hillal Gheithan, dari Desa Qibya, sebelah barat Ramallah di Tepi Barat.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, pemimpin pemukim ilegal tinggal di area penembakan. Smotrich juga mengawasi perencanaan permukiman di Tepi Barat, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza yang terkepung, mengaku bertanggung jawab atas penembakan yang katanya dilakukan oleh salah satu anggotanya.
“Musuh akan tahu bahwa pembantaiannya di Jenin hanya akan meningkatkan desakan rakyat kami pada perlawanan dan kepatuhan pada pendekatannya hingga pembebasan,” kata kelompok itu.
Korban Serangan Tentara Israel di Jenin
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 12 warga Palestina, termasuk tiga anak, tewas dalam operasi udara dan darat tentara Israel di kamp pengungsi Jenin yang padat penduduk. Seorang tentara Israel juga tewas.
Sedikitnya 120 warga Palestina terluka, termasuk 20 orang yang masih dalam kondisi kritis. Sekitar 3.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Politisi Palestina Marwan al-Barghouti mengatakan ,serangan Israel terhadap Jenin – yang terbesar dalam beberapa dekade – telah meninggalkan “kehancuran yang mengerikan”, yang memengaruhi rumah dan infrastruktur.
“Mereka bermaksud untuk menyebabkan kerusakan. Selain itu, mereka menembaki ambulans, orang yang memberikan pertolongan pertama, dan jurnalis. Itu adalah serangan yang mengerikan, dan meninggalkan bekas luka yang sangat dalam,” kata Barghouti kepada Al Jazeera.
“Orang-orang Palestina sangat marah dengan apa yang telah terjadi, dan apa yang kami lihat hanyalah tanggapan individu,” katanya, merujuk pada penembakan hari Kamis.
Barghouti menambahkan bahwa Palestina juga sangat kecewa dan marah pada Otoritas Palestina atas koordinasi keamanannya dengan Israel dan kurangnya tanggapan yang memadai terhadap serangan itu.
Pada hari Selasa, serangan menabrakkan mobil dan menusuk melukai sedikitnya tujuh orang di Tel Aviv. Penyerang, seorang Palestina, ditembak mati oleh seorang warga sipil bersenjata, kata tentara Israel. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"