KONTEKS.CO.ID – Rusia selidiki Yevgeny Prigozhin atas dugaan pemberontakan terhadap Moskow. Kabar ini membantah dibatalkannya tuntutan pengkhianat oleh Vladimir Putin.
Pada hari Sabtu, Kantor Kejaksaan Agung Rusia mengatakan, pada tanggal 23 Juni 2023, penyelidik FSB membuka kasus pidana terhadap Yevgeny Prigozhin berdasarkan Pasal 279 KUHP Rusia untuk mengatur pemberontakan bersenjata.
“Yevgeny Prigozhin, pendiri Perusahaan Militer Swasta (PMC) Wagner dituduh mengorganisir pemberontakan bersenjata, (penyelidikan) belum ditutup,” kata sumber di Kantor Kejaksaan Agung Rusia kepada TASS, Senin 26 Juni 2023.
“Kasus pidana terhadap Prigozhin belum ditutup. Penyelidikan terus berlanjut,” tambah sumber tersebut.
Surat kabar Kommersant mengabarkan, pada Senin pagi kasus pidana mengenai organisasi pemberontakan bersenjata yang melibatkan Prigozhin belum ditutup dan terus diselidiki oleh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB). Rusia selidiki Yevgeny Prigozhin hingga tuntas.
Kasus ini dimulai setelah saluran Telegram Prigozhin menerbitkan pernyataan bahwa unitnya diduga diserang. Kemudian dia mengimbau para pendukungnya untuk menentang para pemimpin militer tertinggi Rusia. Kejahatan ini dapat dihukum 12 sampai 20 tahun penjara.
Kementerian Pertahanan Rusia telah membantah informasi tentang serangan Rusia di “kamp belakang PMC Wagner”.
Presiden Rusia Vladimir Putin sempat membuat pidato di televisi kepada warga Rusia, prajurit dan lembaga penegak hukum. Dia mengecam peristiwa yang sedang berlangsung sebagai tikaman dari belakang. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"