KONTEKS.CO.ID – Indonesia beli Mirage Qatar sebanyak 12 unit seharga USD972 juta atau sekitar Rp14,5 triliun.
Kesepakatan Indonesia Beli Mirage Qatar dilatarbelakangi kebutuhan mendesak Jakarta sembari menunggu pengiriman Rafale Prancis dan F-15 AS.
Laman Nikkei Asia melaporkan, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Indonesia pada hari Kamis, 15 Juni 2023, mengonfirmasi pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 yang digunakan oleh Qatar.
Nilai Indonesia beli Mirage Qatar sebanyak 12 unit terkonfirmasi Rp14,5 triliun. Armada ini dibutuhkan guna menghandapi ketegangan di Laut Cina Selatan yang meningkat.
Kemenhan mengatakan, kontrak pembelian ditandatangani awal tahun ini dengan Excalibur International, sebuah unit dari perusahaan pertahanan Czech Czechoslovak Group, untuk pengiriman dalam dua tahun.
Pesawat Mirage, yang diproduksi oleh perusahaan Prancis Dassault Aviation, sebelumnya digunakan oleh Angkatan Udara Qatar.
Kementerian Pertahanan Indonesia memutuskan untuk melakukan pembelian karena tiga dari enam jet Rafale pertama yang dibeli dari Prancis tahun lalu baru akan dikirimkan pada Januari 2026. Pesawat-pesawat itu juga diproduksi oleh Dassault.
Sementara itu, negosiasi terus berlanjut mengenai rincian rencana pembelian pesawat tempur F-15 dari AS, yang setuju untuk menjualnya ke Indonesia tak lama setelah kesepakatan Rafale.
Alasan Indonesia Beli Mirage Qatar
Menjelaskan hiruk pikuk akuisisi jet, kementerian mengatakan bahwa banyak pesawat tua di TNI Angkatan Udara telah memasuki masa pensiun. Sementara sejumlah lainnya perlu ditingkatkan, dirombak atau diperbaiki.
“Indonesia membutuhkan jet tempur yang dapat dikirimkan dengan cepat untuk mengimbangi kesiapan tempur TNI AU yang menurun,” kata Kemenhan.
Kementerian tidak menyebutkan usia jet Mirage 2000-5 bekas Qatar. Model ini merupakan versi upgrade dari Mirage 2000 yang awalnya dirancang pada tahun 1970-an.
“Jet tersebut akan ditempatkan di Pangkalan Udara Supadio di Provinsi Kalimantan Barat,” kata Kemenhan.
Wilayahnya dekat dengan Pulau Natuna di tepi selatan Laut China Selatan.
Ada semakin banyak insiden dalam beberapa tahun terakhir yang melibatkan kapal Indonesia dan China di perairan Natuna, di tengah meningkatnya ketegasan China di laut yang disengketakan juga diklaim oleh beberapa negara Asia Tenggara. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"