KONTEKS.CO.ID – Jupiter tampak lebih besar dan lebih terang di langit, hari ini. Menurut NASA, ini dimungkinkan karena planet terbesar di tata surya itu melakukan pendekatan terdekatnya ke Bumi dalam 59 tahun terakhir.
“Planet terbesar di tata surya kita, raksasa gas akan berada di oposisi, yang berarti Bumi berada tepat di antara itu dan Matahari,” kata Trina L Ray, Wakil Manajer Sains untuk Misi Europa Clipper di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, AS, Selasa, 27 September 2022.
Badan antariksa itu awalnya mengatakan Jupiter akan melakukan pendekatan terdekatnya ke Bumi dalam 70 tahun. “Lalu mengoreksi pernyataannya setelah menemukan kesalahan,” kata juru bicara NASA.
Akan ada jarak sekitar 590,6 juta kilometer antara Bumi dan Jupiter. “Jupiter berjarak sekitar 965,6 juta kilometer dari planet asal kita pada titik terjauhnya,” kata badan antariksa itu.
Kamera Inframerah Dekat (NIRCam) Webb memotret objek dalam kisaran inframerah-dekat dari 0,6-5 mikron, sehingga Neptunus tidak tampak biru bagi Webb. Faktanya, gas metana sangat kuat menyerap cahaya merah dan inframerah sehingga planet ini cukup gelap pada panjang gelombang inframerah-dekat ini, kecuali di mana ada awan di ketinggian.
Awan es metana seperti itu menonjol sebagai garis-garis terang dan bintik-bintik, yang memantulkan sinar matahari sebelum diserap oleh gas metana.
“Jupiter berada di oposisi sekitar setiap 13 bulan, lamanya waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengorbit Matahari dalam kaitannya dengan Jupiter,” menurut EarthSky.
Baik Bumi maupun Jupiter tidak mengorbit Matahari dalam lingkaran sempurna. “Ini membuat setiap oposisi memiliki jarak yang sedikit berbeda,” kata Ray. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"