KONTEKS.CO.ID – Pemilik JD.ID ada di dalam berita ini. JD.ID sendiri sudah terlihat limbung sejak tahun 2022. Ini ditandai dengan aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) di tahun lalu, dan “menggulung” anak usaha yang bergerak pada bidang layanan logistik.
Dengan keputusan penutupan usaha pada akhir Maret 2023, maka Pemilik JD.ID resmi mengucapkan selamat tinggal ke Indonesia pada tahun kedelapan layanan beroperasi di Tanah Air.
JD.com mengumumkan penutupan itu dalam situs resminya. Manajemen pemilik JD.ID juga menyatakan tidak lagi menerima pesanan per 15 Februari 2023 mendatang.
Siapa pemodal JD.ID sehingga akhirnya berani menyatakan tutup setelah delapan tahun melayani pasar Indonesia?
Melansir berbagai sumber, perusahaan rintisan teknologi tersebut debut melayani pelanggan di Nusantara pada November 2015. Platform adalah perusahaan patungan antara Jingdong (JD.com) dengan firma ekuitas asal Singapura, Provident Capital.
Nama terakhir jelas bukan nama baru asing di industri private equity (perusahaan investasi). Di sini, Provident Capital memiliki beberapa portofolio investasi.
Portofolio Provident Capital di Indonesia termasuk Tower Bersama Group, Merdeka Copper Gold, Provident Agro, JD.ID, dan Provident Biofuels. Tiga perusahaan yang disebut pertama ini adalah emiten di Bursa Efek Indonesia dan masuk grup Saratoga, yang didirikan Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga S Uno.
Provident juga masuk dalam pendanaan fase pertama dari putaran pendanaan Seri F Gojek yang dipimpin oleh Google, JD.com, dan Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation pada 2019 lalu.
Sedangkan nama di belakang Provident ini ialah Winato Kartono, pemilik saham utama PT Provident Capital Indonesia yang sejak awal mula adalah pemilik utama Provident.
Perusahaan itu memiliki daftar panjang portofolio investasi. Misalnya Tower Bersama Group, Merdeka Copper Gold, Provident Agro, dan Provident Biofuels.
Perusahaan investasi itu juga cawek-cawek dalam pendanaan seri F untuk Gojek pada 2019. Pemodalan dipimpin JD.com, Google, dan Tencent, pun Mitsubishi Corporation.
Nikkei melaporkan, Provident juga ada dalam pendirian joint venture JD Thailand pada 2017. Selain Provident ada juga JD.com serta raksasa ritel Thailand Central.
Situs berita Jepang itu mengungkapkan pendanaan awal untuk perusahaan senilai USD500 juta. 50%-nya berasal dari Central, lalu sisanya adalah patungan JD.com, JD Finance, serta Provident Capital.
Informasinya, Provident berkapitalisasi pasar lebih dari USD3 miliar. Mereka sudah berinvestasi paa beragam bidang, misalnya telekomunikasi, kelapa sawit, serta e-commerce. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"