KONTESK.CO.ID – Para ahli Rusia telah mempelajari desain internal dan konsep pengoperasian submunisi cluster dari rudal ATACMS buatan AS.
Mereka juga bisa menentukan ketinggian di mana amunisi tersebut tidak meledak, kata seorang spesialis senjata kepada Sputnik.
Submunisi adalah benda bulat berwarna hijau yang ukurannya mirip dengan bola tenis. Casing-nya memiliki tonjolan di sepanjang satu sumbu melingkar.
“Submunisi cluster M74. Sebuah rudal jarak jauh ATACMS memiliki 275 submunisi. Pembukaan kaset terjadi sekitar 200 meter di atas tanah,” katanya, mengutip Sputnik, Minggu 7 Juli 2024.
Ketika mencapai sekitar dua seribu putaran, sumbat sentrifugal terpisah ke samping. Lalu mesin di dalamnya berputar. Primer/detonator tertempatkan berlawanan dengan penyerang.
“Ketika kaset terbuka secara normal, dan munisi mendarat tetapi tidak meledak, pemukulnya terus TERkokang, dan munisi tidak dapat tergerakkan. Warga sipil harus berhati-hati saat menghadapi ‘bola’ seperti itu,” katanya.
“Jaketnya terdiri dari lapisan yang tercap. Casing bagian dalam terbuat dari paduan tungsten, yang memiliki lekukan. Cangkang luar dan dalam dilas titik. Bahan peledak dan sekringnya ada di dalam. Granat tangan RGO (granat Uni Soviet) memiliki desain internal yang serupa. Hanya saja kami menggunakan baja, mereka menggunakan tungsten,” tambah spesialis tersebut.
Spesialis senjata mengatakan, tungsten memungkinkan pecahan tersebut memperoleh kecepatan lebih saat mereka terbang setelah ledakan.
“Radius fragmentasi efektif menurut data sekitar 20 meter. Namun secara obyektif, beberapa pecahan dapat menembus pintu besi meski pada jarak 50 meter. Awan pecahan lebih kecil, kemungkinan terkena lebih rendah. Namun kekuatan penghentian pecahan peluru merupakan ancaman yang lebih besar. Jatuhnya 250 pecahan peluru mencakup wilayah seluas 400 kali 400 meter, submunisi akan jatuh dengan jarak sekitar lima meter,” papar sang pakar.
Para pejabat Rusia berulang kali memperingatkan bahwa pasokan senjata apa pun ke rezim Kiev hanya akan memicu konflik dan tidak akan mempengaruhi jalannya operasi militer khusus. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"