KONTEKS.CO.ID – Telegram jual obligasi. Pesaing utama WhatsApp, baru-baru ini mengumumkan berhasil menggalang modal USD330 juta atau Rp5,19 triliun melalui penjualan obligasi.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memastikan pertumbuhan yang cepat dan mempersiapkan diri untuk potensi pencatatan di bursa saham.
Dalam pengumuman tersebut, CEO Telegram, Pavel Durov, menyoroti obligasi yang mereka tawarkan telah menarik minat investor. Obligasi memberikan persyaratan yang menguntungkan bagi perusahaan.
Telegram Galang Modal Jual Obligasi
CEO Telegram, Pavel Durov, mengumumkan, perusahaan berhasil menggalang modal sebesar USD330 juta atau sekitar Rp5,19 triliun melalui penjualan obligasi.
Penggalangan modal ini bertujuan untuk memastikan pertumbuhan yang cepat bagi Telegram dalam menghadapi persaingan di pasar aplikasi pesan instan.
Durov juga menekankan penawaran obligasi mendapatkan respons positif dari investor, sehingga mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed).
Reaksi Investor dan Persyaratan Obligasi
Durov mengungkapkan, penawaran obligasi dari Telegram sangat investor global minati. Ini menunjukkan lembaga keuangan global menghargai pertumbuhan audiens dan potensi monetisasi Telegram.
Selain itu, Durov menyebutkan bahwa persyaratan obligasi yang Telegram tawarkan juga menguntungkan bagi perusahaan. Terutama jika disesuaikan dengan suku bunga Federal Reserve.
Telegram, yang telah mencapai 900 juta pengguna aktif bulanan, terus menjajaki strategi monetisasi untuk menjaga kemandiriannya dan memperkuat posisinya sebagai platform independen.
Durov mengungkapkan, Telegram menargetkan mencapai keuntungan tahun depan sambil menjelaskan perusahaan mempertimbangkan opsi melantai di bursa saham. Menurutnya, langkah ini akan membantu mendemokratisasi akses terhadap nilai Telegram.
Pesaing dan Pertumbuhan Pengguna
Meskipun telah mencatat pertumbuhan yang signifikan dengan 900 juta pengguna aktif bulanan, WhatsApp yang dimiliki oleh Meta masih mendominasi pasar dengan 1,8 miliar pengguna aktif bulanan.
Namun, Telegram tetap optimistis dalam memperluas pangsa pasarnya dan menghasilkan pendapatan yang signifikan melalui monetisasi. Termasuk iklan dan layanan berlangganan premium.
Langkah Telegram dalam menggalang modal melalui penjualan obligasi Rp5,19 triliun merupakan bagian dari strategi perusahaan. Ini untuk memastikan pertumbuhan yang cepat dan mempersiapkan diri untuk pencatatan di bursa saham.
Dengan target monetisasi dan potensi pencatatan di bursa saham, Telegram berusaha memperkuat posisinya sebagai pesaing utama di pasar aplikasi pesan instan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"