KONTEKS.CO.ID – ChatGPT McDonald’s. Sebuah kontroversi muncul ketika seorang pengusaha di Amerika Serikat mengklaim bahwa dia telah berhasil menipu gerai makanan cepat saji McDonald’.
Ia berhasil mendapatkan 100 makanan gratis McDonald’s dengan menggunakan ChatGPT, sebuah chatbot AI yang populer.
Meskipun tindakannya teranggap olehnya sebagai trik yang tidak berbahaya. Hal ini memicu debat tentang etika dan dampak dari manipulasi sistem dalam ulasan dan pengalaman pelanggan.
Strategi Penipuan dengan ChatGPT
Gage, pemilik grup penjualan All Things Arbitrage, mengungkapkan strateginya dalam sebuah podcast. Dia menggunakan kode unik dari struk kasir dan meja McDonald’s untuk mengirimkan umpan balik palsu ke restoran.
Dengan bantuan ChatGPT, dia membuat keluhan palsu tentang pengalaman buruk di McDonald’s dan mengirimkannya melalui email. Akibatnya, McDonald’s menjawab dengan memberikannya voucher makanan gratis.
Reaksi dan Kontroversi ChatGPT McDonald’s
Meskipun Gage berpendapat bahwa tindakannya tidak merugikan siapa pun, banyak pengguna internet mengkritiknya. Sebab memanipulasi sistem dan memberikan ulasan negatif kepada McDonald’s.
Beberapa menganggap bahwa tindakan tersebut tidak berdampak negatif pada McDonald’s. Sementara yang lain mengkhawatirkan konsekuensi bagi pekerja McDonald’s yang mungkin menjadi sasaran keluhan palsu tersebut.
Diskusi tentang etika dan dampak tindakan tersebut terus berlanjut di media sosial. Beberapa orang menunjukkan keprihatinan terhadap potensi konsekuensi bagi pekerja McDonald’s yang berada di ujung penerima keluhan palsu tersebut.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa gerai McDonald’s dapat menerima banyak ulasan buruk dan berisiko kehilangan franchise jika tingkat kepuasan pelanggan menurun.
Kontroversi ini menyoroti kompleksitas dalam hubungan antara pelanggan dan perusahaan besar seperti McDonald’s dalam era digital.
Sementara pengguna internet berselisih pendapat tentang etika dan dampak tindakan tersebut. Penting untuk mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari manipulasi sistem dalam ulasan dan pengalaman pelanggan.
Diskusi tentang tanggung jawab sosial perusahaan dan perlindungan pekerja dalam menghadapi manipulasi sistem juga menjadi sorotan dalam kasus ini.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"