KONTEKS.CO.ID – Google dan Apple mengambil langkah tegas dengan menghapus akses aplikasi bursa kripto. Termasuk Binance dan Kraken dari Play Store dan App Store di India.
Tindakan ini merupakan respons terhadap pemberitahuan yang Financial Intelligence Unit (FIU) keluarkan. Ini badan Pemerintah India yang mengawasi transaksi keuangan. FIU menuduh sembilan perusahaan kripto tidak mematuhi aturan antipencucian uang India.
Pada akhir bulan lalu, FIU mengeluarkan pemberitahuan kepada sembilan perusahaan kripto, termasuk Binance dan Kraken, menuduh ketidakpatuhan terhadap aturan anti-pencucian uang India.
Langkah selanjutnya melibatkan permintaan kepada Kementerian Informasi dan Teknologi India untuk memblokir situs web sembilan layanan kripto tersebut.
Google Play Store merespons dengan menghapus akses aplikasi seperti Huobi, Gate.io, Bittrex, dan Bitfinex. sementara Apple juga menarik beberapa aplikasi kripto dari App Store.
Tudingan FIU dan Pemblokiran Akses
Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, merespons pemblokiran dengan menyatakan bahwa pengaruhnya terbatas pada pengguna yang mencoba mengakses toko aplikasi iOS India atau situs web Binance dari India.
Pengguna lama yang sudah memiliki aplikasi Binance tidak terpengaruh, sesuai pernyataan resmi perusahaan.
Binance menekankan komitmennya untuk mematuhi peraturan dan hukum setempat. Mereka juga menjaga komunikasi aktif dengan regulator untuk melindungi pengguna dan mendukung pengembangan industri Web3 yang sehat.
Pergerakan Pedagang Kripto
India memberlakukan pajak capital gain sebesar 30% dan retribusi transaksi sebesar 1% pada tahun 2022.
Akibatnya, pedagang mata uang kripto domestik bermigrasi ke platform global dengan protokol mengenal pelanggan yang tidak terlalu ketat.
Arbitrase peraturan dan musim dingin kripto yang lebih luas menyebabkan aktivitas perdagangan di bursa kripto India, seperti WazirX, CoinSwitch Kuber, dan CoinDCX, turun drastis hingga 97% dalam dua tahun terakhir.
CoinSwitch, bersama pertukaran VDA India lainnya, telah memenuhi persyaratan PMLA India untuk VASP.
Pendiri dan kepala eksekutif CoinSwitch, Ashish Singhal, menekankan bursa kripto luar negeri juga harus mempertimbangkan registrasi ke FIU-IND. Serta mematuhi langkah-langkah AML (Anti-Money Laundering) dan CFT (Counter Financing of Terrorism) India.
Menurutnya, hal ini tidak hanya penting untuk kepatuhan regulasi tetapi juga melindungi konsumen di India melalui pengawasan yang lebih besar terhadap ekosistem.
Tantangan Pasar Kripto Selanjutnya
Secara historis, India telah mengambil sikap keras terhadap mata uang kripto dan perusahaan yang memfasilitasi perdagangan.
Meskipun larangan mata uang kripto oleh Reserve Bank of India sekitar lima tahun yang lalu akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Agung India, bank sentral tetap mengadvokasi pelarangan kripto. Pejabat tinggi India bahkan menyamakan aset digital virtual ini dengan skema Ponzi.
Tantangan yang industri kripto hadapi di India termasuk kebijakan pajak yang ketat, migrasi pedagang ke platform global, dan upaya bursa kripto untuk mematuhi regulasi yang berlaku.
Sementara itu, perusahaan seperti Binance tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan regulator dan menjaga integritas industri kripto di India.
Masa depan industri ini di India akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana pemerintah, perusahaan, dan komunitas kripto dapat menemukan keseimbangan antara inovasi teknologi dan kepatuhan regulasi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"