KONTEKS.CO.ID – Operator seluler di Indonesia, yaitu Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo Hutchison, telah resmi mematikan jaringan 3G.
Keputusan ini diambil dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan, terutama dalam hal jaringan internet.
Proses ini sendiri sudah dimulai sejak Maret 2022 dan mencapai puncaknya pada akhir 2022, menandai akhir dari era 3G.
Alasan di Balik Matinya Jaringan 3G
Menurut Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo, alasan utama di balik matinya jaringan 3G adalah kualitas yang sudah tidak maksimal.
Ismail menyebutkan bahwa selain buruk untuk layanan internet, jaringan 3G juga tidak memberikan kualitas yang baik untuk panggilan telepon.
Sebagai respons terhadap perkembangan teknologi dan tuntutan akan layanan yang lebih baik, operator-operator tersebut memilih beralih sepenuhnya ke teknologi 4G dan 5G.
Telkomsel telah mengumumkan penyelesaian proses upgrade dari 3G ke 4G di 504 kota/kabupaten di seluruh Indonesia pada Juni 2023.
Proses ini menjadi bagian dari inisiatif untuk meningkatkan infrastruktur dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dalam mengakses layanan internet.
Jaringan 2G dan Pentingnya untuk Panggilan Telepon
Meskipun 3G telah resmi termatikan, Ismail menegaskan bahwa nasib jaringan 2G masih bertahan. Menurutnya, 2G masih bermanfaat terutama untuk panggilan telepon.
Jaringan 2G ternilai sebagai solusi yang andal untuk layanan panggilan suara yang bersih dan stabil.
Ismail menyoroti konsep “clear channel” yang masih dapat kita temukan dalam jaringan 2G, membedakannya dari fokus 4G dan 5G yang lebih mengutamakan kecepatan internet tinggi.
Pemerintah Beri Kebebasan kepada Operator
Ismail menegaskan bahwa keputusan untuk mematikan jaringan internet milik operator seluler bukanlah kewenangan pemerintah.
Indonesia dikenal menganut konsep teknologi netral, di mana pemerintah memberi kebebasan kepada operator seluler untuk membuat keputusan terkait dengan perubahan infrastruktur jaringan mereka.
Meskipun pemerintah tidak secara langsung terlibat dalam penghentian jaringan 3G, mereka berfungsi sebagai pengawas dan mendukung inisiatif yang mendorong peningkatan kualitas layanan.
Tantangan yang Masih Ada Meski dengan 4G dan 5G
Meskipun Indonesia telah beralih ke teknologi 4G dan 5G untuk layanan internet kecepatan tinggi, tantangan masih ada.
Berdasarkan data Speedtest pada November 2023, kecepatan internet Indonesia menduduki peringkat kesembilan di Asia Tenggara untuk proses mengunduh atau download.
Ini menjadi fokus untuk terus meningkatkan infrastruktur dan layanan guna memberikan pengalaman internet yang lebih baik kepada pengguna.
Matinya jaringan 3G dan keberlanjutan jaringan 2G menandai langkah maju dalam evolusi layanan seluler di Indonesia.
Operator-operator besar telah mengambil langkah berani untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan layanan internet.
Sementara 3G tertinggalkan, jaringan 2G tetap relevan sebagai solusi yang dapat masyarakat andalkan untuk panggilan suara. Transformasi ini menegaskan tekad industri telekomunikasi Indonesia untuk terus berinovasi demi memberikan pengalaman terbaik kepada pengguna.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"