KONTEKS.CO.ID – Perbedaan harga kabel USB. Jika Anda mengetikkan kata kunci “kabel USB”, “kabel USB C ke C” atau sejenisnya di kolom pencarian marketplace, maka hasil pencarian akan menunjukkan berbagai macam produk dengan harga berbeda-beda.
Ada kabel USB dengan harga relatif murah dengan banderol puluhan ribu rupiah, belasan ribu rupiah, atau bahkan kurang. Ada juga yang jauh lebih mahal dengan harga ratusan ribu rupiah.
Kira-kira apa yang membedakan kabel-kabel tersebut sehingga banderolnya bisa beragam? Ada beberapa hal yang bisa menjadi alasannya, seperti yang Konteks jelaskan berikut ini.
Perbedaan harga kabel USB: Kecepatan transfer data
Kabel serupa belum tentu kecepatannya sama. Sebab, meskipun tipe konektornya identik, misalnya sama-sama USB C ke C, atau A ke C, standar kecepatan transfer data yang tergunakan bisa berbeda.
Misalnya, banyak kabel USB C berharga relatif murah yang terbatas di standar USB 2.0 dengan kecepatan maksimal hanya 480 Mbps (megabit per detik) atau 60 MB per detik (megabyte per detik).
Kabel-kabel dengan standar USB lebih tinggi menawarkan kecepatan transfer data lebih kencang pula, dan banderolnya biasanya lebih mahal.
Kecepatan masing-masing kabel tertentukan oleh standar USB yang mendukung. Kabel USB 3.0 memiliki kecepatan transfer data maksimal sebesar 5 Gbps (625 MB per detik) atau sepuluh kali lebih kencang dari kabel USB 2.0.
Kabel USB 3.1 meningkatkan kecepatan lebih jauh menjadi 10 Gbps (1.250 MB per detik), lalu USB 3.2 lebih tinggi lagi di angka 20 Gbps (2.500 MB per detik).
Penamaan Kabel yang Membingungkan
Penamaan standar kecepatan USB 3 ini mungkin membingungkan karena USB-IF selaku badan internasional penentu standar USB beberapa kali mengubah namanya.
USB 3.0 kini menjadi USB 3.2 Gen 1, USB 3.1 menjadi USB 3.2 Gen 2×1, lalu USB 3.2 menjadi USB 3.2 Gen 2×2. Belum lagi tak semua standar kecepatan itu berlaku untuk semua jenis konektor.
Sebenarnya ada standar baru bernama USB 4 yang menawarkan kecepatan tertinggi di angka 40 Gbps (5.000 MB per detik). Namun, ketersediaan kabel maupun perangkat yang mendukungnya masih belum terlalu banyak, di samping harganya masih mahal.
Ada juga Thunderbolt yang sama-sama bertipe konektor USB C, tapi sebenarnya menggunakan interface berbeda. Kabel Thunderbolt kompatibel dengan perangkat USB C, tapi perangkat Thunderbolt hanya bisa menggunakan kabel Thunderbolt.
Untuk mempermudah pencarian kabel yang kalian butuhkan, Anda bisa mengetikkan angka kecepatan yang mendukungnya saja di kolom kata kunci. Misalnya, “kabel USB C 10 gbps”. Hasilnya pun akan lebih relevan.
Kecepatan transfer data kabel USB menjadi penting apabila Anda akan menggunakannya dengan perangkat berkecepatan tinggi, misalnya SSD eksternal. Sebab, kecepatan kabel (dan port USB di komputer) harus bisa mengimbangi speed SSD agar bisa bekerja maksimal.
Apabila SSD eksternal yang mampu mentransfer data 1.000 MB per detik dipasang dengan kabel USB 2.0 atau terhubung ke konektor USB 2.0. Otomatis kecepatan transfer datanya pun akan terpangkas jauh menjadi hanya 60 MB per detik.
Beda daya listrik yang bisa disalurkan
Selain kecepatan transfer data, perbedaan lain dari kabel-kabel USB mencakup besarnya daya listrik yang bisa disalurkan. Ini antara lain ditentukan oleh standar USB yang Anda gunakan.
Standar USB 2.0 mensyaratkan voltase maksimum 5V dan arus maksimum 500 mA dengan total daya 2,5 watt. USB 3.0 lebih tinggi dengan 5V 900 mA (4,5 watt).
Namun, standar kecepatan transfer data USB tidak serta merta mencerminkan dukungan daya maksimal karena lebih tertentukan oleh masing-masing kabel yang bersangkutan.
Ada kabel yang hanya memiliki kecepatan transfer data hanya sesuai standar USB 2.0 (480 Mbps), tapi sanggup menyalurkan daya hingga 100 watt.
Kecepatan transfer dan dukungan daya dari kabel USB C antara lain tertentukan dari konfigurasi pin di ujung konektor dan pin mana saja yang digunakan untuk dua keperluan tersebut.
Harga kabel bervariasi tergantung kecepatan transfer data dan besarnya daya yang bisa kabel salurkan. Kabel-kabel termahal biasanya mendukung kecepatan transfer data paling tinggi dan daya yang besar pula.
Kabel seperti ini berukuran lebih tebal karena kawat-kawat logam di dalamnya lebih besar pula, dan memiliki insulasi lebih baik sehingga mampu menyalurkan daya listrik tinggi tanpa overheating.
Masing-masing kabel bisa menyalurkan daya dalam jumlah berbeda. Untuk kabel USB C yang mendukung protokol Power Delivery (USB PD), daya yang tersalurkan dapat mencapai 20V 5A atau 100 watt untuk spesifikasi USB PD 3.0.
Dengan spesifikasi USB PD 3.1 yang meluncur pada 2021, jumlah daya yang bisa tersalurkan lewat kabel USB C akan meningkat lebih jauh hingga dua kali lipat, mencapai 48V 5A atau 240 watt.
Kabel USB yang terdapat di dalam kemasan ponsel biasanya sudah menyesuaikan dengan kapasitas daya dari charger dan unit ponsel. Jika ponsel dan charger mendukung fast charging 45 watt, maka kabel bawaannya pun dipastikan sanggup menyalurkan daya sebesar itu.
Seperti juga transfer data, kecepatan charging perangkat akan menurun apabila pengguna memasangkan charger dan ponsel berdaya tinggi dengan kabel yang hanya sanggup menyalurkan daya rendah.
Perbedaan harga kabel USB: Kualitas konstruksi
Kabel-kabel USB juga bisa memiliki perbedaan dalam hal kualitas komponen dan konstruksi yang tergunakan. Klaim pembuatnya mengenai kecepatan dan penyaluran daya pun belum tentu sesuai dengan kenyataan.
Perusahaan CT scan industrial Lumafield, misalnya memindai beberapa kabel USB C dengan harga murah hingga mahal dengan X-ray CT Scanner. Dari sini temukan bahwa masing-masing kabel ternyata memiliki rangkaian internal yang sangat berbeda.
Kabel murah hanya memiliki sedikit pin konektor, itu pun tak semuanya tersambung ke jalur yang sesuai di kabel. Spesifikasinya yang menyatakan kecepatan transfer “10 Gbps” juga tidak bisa tercapai, melainkan hanya mentok di kisaran 480 Mbps.
Sebaliknya, dua kabel lain yang berharga lebih mahal memiliki kualitas konstruksi lebih tinggi dan kemampuannya sesuai dengan klaim sang pembuat.
Kabel termahal yang Lumafield pindai, yakni kabel Thunderbolt 4 (USB-C) Pro buatan Apple dengan banderol mencapai USD129 atau Rp2 juta, memiliki kualitas komponen dan konstruksi terbaik.
Di balik cangkang luarnya yang berbahan plastik terdapat pelindung berbahan logam. Di dalam ujung konektor bahkan terdapat papan PCB 10-layer berukuran mini. Ke-24 konektornya terhubung ke PCB ini secara independen.
Kabel Apple pun benar mampu menyalurkan daya hingga 100 watt serta memiliki kecepatan transfer data maksimal mencapai 40 Gbps. Sesuai dengan standar Thunderbolt 4/ USB 4 yang mereka klaim.
Dari penjabaran di atas, dapat kita simpulkan bahwa produk-produk kabel USB memiliki kualitas dan kemampuan yang beragam walaupun tipe konektornya identik. Misalnya sama-sama USB A ke C atau USB C ke C.
Perlu kalian perhatikan bahwa tidak semua kabel dengan kemampuan peyaluran daya tinggi memiliki kecepatan transfer data yang kencang pula. Banyak kabel yang sanggup menyalurkan daya tinggi, tapi kecepatan transfer datanya hanya setara USB 2.0.
Kabel dengan transfer data kencang sekaligus daya tinggi biasanya berharga paling mahal dan bentuk fisiknya lebih tebal sehingga agak kaku. Selain itu, panjang kabel juga mempengaruhi harga. Semakin panjang, maka semakin mahal harganya untuk tipe yang sama. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"