KONTEKS.CO.ID – Rusia larang perangkat Apple di lingkungan kerja pemerintahannya. Larangan guna menghindari pencurian data dan aksi spionase.
Mirip dengan kasus Huawei di AS dan negara Barat lainnya. Rusia larang perangkat Apple akan efektif berlalu besok.
Menurut Financial Times, mulai besok Kementerian Perdagangan Rusia akan melarang penggunaan handset iPhone, tablet iPad, Mac, dan perangkat Apple lainnya untuk semua keperluan terkait pekerjaan.
Selain Kementerian Perdagangan, lembaga Rusia lainnya seperti Kementerian Telekomunikasi dan media massa sedang dalam proses mengembangkan larangan serupa yang, sekali lagi, mencakup semua perangkat Apple.
Pemerintah akan mengizinkan produk Apple digunakan untuk penggunaan pribadi selama tidak ada pekerjaan terkait pemerintah yang dilakukan dengan menggunakannya.
Rusia mengatakan, produk Apple memata-matai mereka. Awal bulan lalu, Layanan Keamanan Federal (FSB) mengatakan mereka menemukan “operasi mata-mata oleh badan intelijen AS” yang berkisar pada ribuan unit iPhone.
FSB mengatakan Apple bekerja dengan intelijen sinyal AS untuk “menginfeksi” unit iPhone ini dengan perangkat lunak yang dapat memantau percakapan. Meskipun FSB tidak memiliki bukti untuk membuktikan tuduhan tersebut, hal ini tidak menghentikan badan keamanan Rusia merilis peringatannya.
Larangan ini dijawab Apple dengan mengatakan tidak pernah bekerja dengan pemerintah mana pun untuk membangun pintu belakang ke dalam produk Apple mana pun. “Dan tidak akan pernah,” tegas Apple, dikutip Senin 17 Juli 2023.
Apple diketahui telah menonaktifkan Apple Pay di Rusia setelah Moskow menginvasi Ukraina. Kemudian mereka berhenti menjual produknya di Rusia.
Pemerintah Rusia berusaha untuk sepenuhnya mandiri pada perangkat keras dan perangkat lunak yang dikembangkan di dalam negeri.
Tahun lalu, Presiden Vladimir Putin memerintahkan bisnis yang terlibat dalam “infrastruktur informasi penting” untuk pindah ke perangkat lunak yang dikembangkan Rusia pada tahun 2025. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"