KONTEKS.CO.ID – Rentetan gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat disebut dapat memicu guncangan 8.9 magnitudo.
Sebelumnya, gempa dengan magnitudo 6.1 terjadi di Kabupaten Mentawai pada Minggu, 11 September 2022.
Kepala Stasiun I Geofisika BMKG Padang Panjang, Suadi Ahadi mengatakan, dapat memicu guncangan Megathrust Mentawai.
“Gempa yang terjadi dari pagi hingga pukul 12.00 WIB pada Minggu, 11 September 2022 itu dapat memicu bangkitnya guncangan Megathrust Mentawai dengan kekuatan 8.9 magnitudo,” kata Suadi, dikutip Senin, 12 September 2022.
Jika gempa itu terjadi, kata Suadi, akan berpotensi tsunami dan berdampak ke Mentawai, Pesisir pantai barat Sumatra dan Kota Padang.
Pihak BMKGH mengimbau potensi ini ditanggapi serius dengan meningkatkan kewaspadaan.
“Literasi masyarakat terhadap kebencanaan juga harus diperkuat,” ucapnya.
Suadi juga meminta masyarakat agar terus berhati-hati dan meningkatkan kesadaran terhadap gempa, potensi tsunami, dan pengetahuan terkait proses evakuasi mandiri.
“Kenali karakteristik gempa untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.
Gempa di Kepulauan Mentawai itu terjadi pada pukul 06.01 WIB. Berdasarkan rekaman data BMKG, pusat gempa berada di 1.18 LS dan 98.53 BT pada kedalaman 10 kilometer.
Selang 14 menit setelah itu, gempa kembali terjadi dengan magnitudo 5.4 di 1.24 Lintang Selatan dan 98.49 Bujur Timur pada kedalaman 11 kilometer.
BMKG menyatakan gempa itu tidak berpotensi tsunami. Menurut laporan BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Provinsi Sumbar.
Gempa itu terasa kuat sekitar lima detik di Tuapejat dan 10 detik di Kota Padang. Warga Mentawai saat ini mengevakuasi diri secara mandiri ke lokasi pengungsian.
Terdapat tujuh dusun di Desa Simalegi dan tiga dari dusun Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat mengungsi ke perbukitan yang lebih tinggi. Tindakan itu sama seperti gema 6.4 magnitudo yang terjadi pada Senin, 29 Agustus 2022 lalu.
Seorang warga Desa Betaet mengalami luka di bagian kelapa lantaran tertimpa kayu yang berada di rumahnya. Beruntung warga itu segera mendapat pertolongan dari pihak Puskesmas.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap gempa susulan di Mentawai.
Peringatan dini gempa dapat diperoleh dengan memanfaatkan barang yang mudah dijumpai di rumah seperti menyusun kaleng secara bertingkat untuk membuat alarm sederhana jika terjadi gempa.
BPNB juga meminta warga dan pemerintah setempat memastikan jalur evakuasi. Teruntuk warga, lemari, meja, kulkas dan benda berukuran besar dipindahkan dari jalur evakuasi.
Bagi warga yang tinggal di wilayah Pesisir perlu memperhatikan durasi gempa.
Jika gempa terjadi lebih dari 30 detik, maka harus ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terjadinya tsunami.
Warga juga diimbau melaporkan kerusakan bangunan pada dinding atau patah tiang penyangga ke BPBD.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"