KONTEKS.CO.ID – Ribuan penjor akan dipasang di ruas jalan yang dilewati oleh para delegasi KTT G20 terutama di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
Pemasangan penjor hias tersebut digarap oleh masing-masing Desa Adat yang akan ditunjuk, dimulai tanggal 10 November 2022 mendatang.
“Info kemarin sudah (akan) terpasang tanggal 10 November nanti,” kata Camat Kuta Selatan, Ketut Gede Arta saat dihubungi, Jumat 4 November 2022.
Sebanyak 1.390 itu dipasang untuk mempercantik kawasan yang akan dilewati para delegasi KTT G20.
“Hasil informasi yang diberikan oleh sejumlah Bendesa Adat setelah kami ajak komunikasi bahwa penjor yang terpasang nanti kurang lebih 1.390. Nanti yang akan dipasang di jalan-jalan yang akan dilewati pada delegasi,” ujar Ketut.
Pemasangan penjor tersebut akan dikerjakan oleh enam Desa Adat, yaitu Desa Adat Jimbaran, Desa Adat Tanjung Benoa, Desa Adat Bualu, Desa Adat Tengkulung, Desa Adat Paminge dan Desa Adat Ungasan.
“Sesuai dengan ruas jalannya, jadi yang paling banyak itu (pemasangan penjor) di Desa Adat Jimbaran kurang lebih 512 dan di Desa Adat Bualu 492,” ujarnya.
Untuk kawasan Nusa Dua yang meliputi area Kelurahan Benoa, terdiri dari Desa Adat Bualu, Desa Adat Paminge dan daerah penyanggahnya ada di Kelurahan Tanjung Benoa yang terdiri dari dua Desa Adat yaitu Desa Adat Tanjung Benoa dan Desa Adat Tengkulung.
“Tentunya sebagai daerah destinasi pariwisata internasional, kita berharap setelah Covid-19 ini melandai tentunya pariwisata segera tumbuh dan berkembang dan perekonomian masyarakat kita juga bangkit,” harap Ketut.
Menurut Ketut, kegiatan KTT G20 akan mendongkrak sektor pariwisata di kawasan Nusa Dua sebagai kawasan pariwisata internasional.
“Yang dipasang itu, penjor hias bukan penjor upacara karena dengan pemasangan penjor nilai budaya terlihat kental,” jelasnya.
Berdasarkan keterangan resmi Pemerintah Provinsi Bali, sebanyak 2.500 penjor dipasang di sepanjang jalan mulai dari Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga lokasi pertemuan dan hotel yang akan ditempati petinggi negara anggota G20, pada tanggal 15-16 November 2022.
Desain ribuan penjor untuk penyambutan delegasi KTT G20 yang diberikan ke desa adat merupakan yang paling istimewa.
Seperti yang sering dilombakan di daerah Kerobokan, Denpasar. Pemerintah Provinsi Bali menggelontorkan anggaran sebesar Rp3,5 miliar untuk pembuatan dan pemasangan ribuan penjor.
Penjor-penjor dibagi dua jenis, yaitu jenis madya atau menengah yang akan dipasang di jalan raya.
Jenis utama dipasang di venue utama G20, yakni Hotel The Apurva Kempinski atau lokasi pertemuan dan Kawasan Tahura Mangrove atau lokasi jamuan makan-minum.
Kehadiran penjor di perhelatan berkelas internasional, diakui Ketua Paruman Walaka PHDI Bali Profesor Dr I Gusti Ngurah Sudiana, memberikan rasa bangga tersendiri.
“Simbol penjor yang sebenarnya memang berarti sebagai persembahan dan ucap syukur mampu menjadi salah satu tanda pengingat kepada peserta maupun delegasi KTT G20,” kata Ketua Paruman Walaka PHDI, I Gusti Ngurah Sudiana, dalam keterangan tertulis.
Menurut Sudiana, di Bali terdapat dua jenis penjor. Yaitu, penjor yang dipasang berkaitan dengan upacara adat, seperti saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta penjor pepenjoran.
Penjor pepenjoran dapat dipasang kapan saja, tak harus berkaitan dengan upacara adat atau hari raya. Penjor pepenjoran itu yang disiapkan untuk menyambut para delegasi KTT G20.
Pada penjor pepenjoran atau penjor hiasan lazimnya tidak terpasang sanggah penjor dan sampian penjor. Jadi, penjor tersebut murni berfungsi sebagai hiasan yang ditujukan untuk mempercantik acara.
“Secara pribadi saya juga berharap, perhelatan KTT G20 ini memberikan manfaat pula terhadap Indonesia, terutama Bali, sebagai lokasi puncak acara. Semoga bisa memberikan dampak positif ke segala bidang bagi kita semua,” ujarnya.(Laporan kontributor Bali, M Dafi)
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"