KONTEKS.CO.ID – Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, mengalami peningkatan kegempaan sejak Rabu-Kamis, 17-18 April 2024.
Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), status Gunung Gamalama masih berada pada Level II atau Waspada sejak 10 Maret 2015.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid mengatakan status level Waspada Gunung Gamalama itu berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental.
“Maka tingkat aktivitas gunung Gamalama masih berada pada Level II (Waspada),” ujar Wafid dalam keterangan resmi, Jumat 19 April 2024.
Menurut Wafid, erupsi Gunung Gamalama umumnya terjadi di kawah pusat dengan prekursor erupsi yang relatif singkat.
Sedangkan, erupsi terakhir terjadi pada 4 Oktober 2018 yang berawal dengan 7 gempa vulkanik satu jam sebelum terjadi erupsi, dengan tinggi kolom erupsi mencapai 250 meter dari puncak.
“Terjadi peningkatan kegempaan signifikan pada 22 dan 23 Februari 2024 terekam 18 gempa vulkanik dalam, dengan embusan asap kawah putih tebal dengan tinggi 400 meter dari puncak, namun tidak diikuti dengan terjadinya erupsi,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan pada Rabu, 17 April 2024 pukul 20.30 WIT, telah terjadi peningkatan gempa vulkanik dalam (VA) yang cukup siginifikan.
“Rekaman kegempaan pada 17 April 2024 dari pukul 00.00-20.30 WIT terekam 22 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 4–8 mm dan 82 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3–5 mm,” kata Wafid.
Lalu, juga gempa hembusan yang mengindikasikan aktivitas magma berada di dekat permukaan/dangkal dengan suplai/migrasi magma terus berlangsung dari dapur magma.
Selanjutnya, berdasarkan data pengamatan visual 17 April 2024, teramati embusan asap kawah putih tebal dengan tinggi 100 meter, dengan aangin lemah kencang ke arah utara.
Erupsi Freatik
Sementara, sejak 1–16 April 2024, sudah terekam 28 kali gempa hembusan.
Satu kali gempa vulkanik dangkal, 29 kali gempa vulkanik dalam, 45 kali gempa tektonik lokal (TL), satu kali gempa terasa, dan 282 kali gempa tektonik jauh (TJ).
“Aktivitas embusan kawah teramati embusan asap kawah putih tipis hingga sedang dengan tinggi 20–300 meter. Angin lemah-kencang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya dan barat,” ujar dia.
Dalam kondisi tersebut, tambah Wafid, potensi bahaya yang kemungkinan besar terjadi adalah erupsi freatik.
“Ancaman bahaya untuk saat ini berupa lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius 1.5 km dari pusat erupsi,” jelasnya.
Rekomendasi PVMBG
Terkait aktivitas Gunung Galalama tersebut, PVMBG mengeluarkan rekomendasi untuk masyarakat, sebagai berikut:
– Masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak gunung Gamalama.
– Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak gunung Gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar.
– Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi (022) 7272606 di Bandung (Provinsi Jawa Barat) atau Pos Pengamatan G. Gamalama 081244474775.
– Tingkat aktivitas gunung Gamalama akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan.
Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan.
Beredar Kabar Erupsi Besar
Baru-baru ini beredar kabar peringatan erupsi besar Gunung Gamalama di media sosial.
Kepala PVMBG, Hendra Gunawan telah merespons kabar tersebut.
Menurut Hendra Gunawan, kabar tersebut merupakan hoaks. Jika ada potensi erupsi, kata dia, hanya berupa erupsi freatik di sekitar kawah.
“Hoaks, kalaupun ada potensi erupsi itu berupa erupsi freatik, yang dampaknya hanya di sekitar kawah,” kata Hendra.
Saat ini status Gunung Gamalama berada di level II atau waspada. Namun, kondisinya justru mengalami penurunan.
“Sejak tanggal 17 April sampai hari ini kegempaannya cenderung menurun,” pungkasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"