KONTEKS.CO.ID – Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, potensi erupsi Gunung Ruang masih tinggi.
Untuk itu, masyarakat diminta menghindari wilayah sekitar Gunung Ruang beberapa waktu ke depan.
Ketua Tim Kerja Pengamatan Gunung Api, Heruningtyas mengatakan, masyarakat sekitar Gunung Ruang harus tetap waspada.
“Rekomendasi kami belum berubah untuk steril jarak aman 6 km dari pusat aktivitas,” kata Heruningtyas keterangan pers pada Kamis, 18 April 2024.
Menurut Heruningtyas, pihaknya memprediksi aktivitas Gunung Ruang belum stabil.
Hal itu terbukti dengan adanya endapan awan panas yang terlihat oleh petugas pemantau.
“Untuk kemungkinan potensi erupsi ini masih akan terjadi karena aktivitas belum stabil,” ujarnya.
Pihaknya, lanjut Heruningtyas, mendapat laporan masih terjadi hujan abu pada pukul 02.00 WITA.
Kemudian, secara visual terlihat adanya endapan awan panas di area Gunung Ruang.
“Terlihat dari sisi tepi Pulau Tagulandang,” ucapnya.
Sementara terkait ancaman tsunami, pihaknya tetap lantaran tsunami di wilayah tersebut pernah terjadi karena Gunung Ruang erupsi.
“Untuk ancaman tsunami kita belajar dari sejarah pada erupsi Gunung Ruang. Itu memang tsunami yang terjadi sampai bagian barat Pulau Tagulandang setinggi 25 meter, dan berdampak beberapa ratus meter Tagulandang sisi bagian barat,” ujarnya.
Letusan Capai 3000 Meter
Sebelumnya, Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara kembali alami erupsi pada Rabu, 17 April 2024 pukul 20.15 WITA.
“Terjadi erupsi G. Ruang pada hari Rabu, 17 April 2024, pukul 20:15 WITA,” terang Julius Rampolii melalui laporannya pada laman magma.esdm.go.id.
Saat peristiwa erupsi terjadi, letusan capai ketinggian 3.000 meter di atas puncak atau sekitar 3.725 meter di atas permukaan laut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Ruang dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) terhitung sejak 17 April 2024 pukul 21:00 WITA.
PVMBG mengimbau masyarakat di wilayah Pulau Tagulandang yang masuk sekitar radius 6 km untuk segera dievakuasi.
Selain itu terdapat imbauan kepada masyarakat di sekitar pantai untuk mewaspadai adanya potensi lontaran batu pijar, luruhan awan panas, hingga tsunami.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"