KONTEKS.CO.ID – Jumlah rumah di Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang rusak akibat amukan angin puting beliung mencapai 493 unit pada Kamis, 22 Februari 2024 pukul 10.00 WIB.
Berdasar data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, dari ratusan unit tersebut, 223 unit di antaranya rusak ringan, 119 unit rusak sedang dan sisanya, 151 unit rusak berat.
“Selain rumah, angin puting beliung juga merusak 18 bangunan pabrik dan toko,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya.
Sedangkan dampak korban jiwa, BPBD Kabupaten Bandung mencatat adanya 422 KK atau 1.359 jiwa terdampak.
Korban luka-luka mencapai 21 jiwa. Beruntung tidak ada korban meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.
Sementara di Kabupaten Sumedang, jumlah rumah rusak mencapai 10 unit dengan tingkat kerusakan sedang.
Selain rumah, ada 13 unit pabrik yang juga rusak akibat terjangan angin.
Warga terdampak di kabupaten ini sebanyak 412 KK. Jumlah korban luka-luka 12 jiwa dan mereka yang mengungsi sekitar 21 KK atau 74 jiwa.
“Pascabencana ini, Batalyon 330 dan Kementerian Sosial mendirikan tenda untuk warga yang mengungsi sementara,” katanya.
Pengungsi itu berasal dari Kampung Situbuntu, Desa Mangun Arga, Kecamatan Cimanggung. Warga juga mengevakuasi diri ke musola setempat.
Saat ini, BPBD Kabupaten Sumedang dan Bandung masih melakukan upaya pembersihan puing bangunan dan pohon tumbang.
Pembersihan juga mendapat bala bantuan dari personel Basarnas, TNI, Polri, aparat desa dan kecamatan serta warga.
Selain pembersihan di lokasi terdampak, para personel juga melakukan pendataan serta asesmen kebutuhan terhadap situasi terkini pascabencana.
Angin puting beliung menerjang wilayah Kabupaten Sumedang dan Bandung para Rabu, 21 Februari 2024 pukul 17.15 WIB.
Sementara itu, BPBD Provinsi Jawa Barat juga telah berkoordinasi dengan wilayah terdampak.
Personel BPBD provinsi turut membantu BPBD kabupaten untuk melakukan asesmen di lapangan.
“Pihaknya juga memberikan bantuan terpal yang digunakan untuk menutup atap secara darurat,” pungkasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"