KONTEKS.CO.ID – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya memberikan kabar gembira lahirnya anak badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis).
Mengutip akun Instagram @kementerianlhk anak badak Sumatera itu lahir dari seekor induk badak bernama Delilah. Dia lahir pada Sabtu, 25 November 2023 sekitar pukul 04.00 WIB.
Anak badak Sumatera yang berjenis kelamin jantan ini lahir di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK).
“Kita bersyukur atas kelahiran kelima di SRS TNWK. Kelahiran ini sekaligus menjadi kelahiran badak sumatera kedua di tahun 2023. Hal ini semakin menegaskan komitmen Pemerintah Republik Indonesia dalam melakukan upaya konservasi badak di Indonesia, khususnya badak sumatera,” ujar Siti, mengutip Minggu 26 November 2023.
Fakta Menarik Kelahiran Anak Badak di SRS TNWK
Badak Delilah melahirkan anak jantan di luar waktu perkiraan petugas SRS TNWK yakni di hari kebuntingan ke-460, 10 hari lebih cepat dari perkiraan kelahiran.
“Pada pukul 08.19 WIB, badak Delilah ditemukan sudah bersama anaknya di hutan oleh penjaga satwa SRS TNWK,” terang Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK.
Satyawan juga menyatakan bahwa keadaan induk dan anak badak terlihat baik. Anak badak telah mencapai kemampuan berdiri dan berjalan, bahkan segera setelah ditemukan mampu menyusu sambil berdiri.
Saat ini, kedua badak tersebut berada dalam kandang perawatan di SRS TNWK, dengan berat badan anak badak mencapai 25 kg.
Kelahiran anak badak ini merupakan hasil perkawianan antara badak Delilah yang berusia 7 tahun dengan badak jantan bernama Harapan.
Badak Delilah sendiri merupakan hasil kelahiran kedua dari perkawinan antara badak ratu dna badak Andalas di SRS TNWK pada tahun 2016 lalu.
Sedangkan badak Harapan adalah hasil kelahiran dari perkawianan ketiga badak Emi dan badak Ipuh di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat pada tahun 2007.
Badak Harapan menajadi badak sumatera terakhir yang dipulangkan ke Indonesia dan ditempatkan di SRS TNWK pada tahun 2015.
Hal ini menjadi tanda bahwa tidak ada lagi badak sumatera selain di Indonesia.
Jansen Manansang, Direktur Eksekutif YABI, menambahkan bahwa kelahiran anak badak pertama dari Delilah merupakan hasil dari proses perkawinan alami di SRS TNWK.
Yayasan Badak Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung sepenuhnya program dan upaya Pemerintah Republik Indonesia, khususnya dalam menjaga keberlanjutan konservasi badak di Indonesia.
Hal ini dikarenakan badak sumatera yang semakin terancam punah dan dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 tahun 2018 di Indonesia.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"