KONTEKS.CO.ID – Lokalisasi di Kota Surabaya, Jawa Timur yang melegenda bukan hanya Gang Dolly. Nama terakhir memang topnya, tapi sudah menjadi sejarah sejak 2014 lalu.
Buku “Dolly Membedah Dunia Pelacuran, Kasus Komplek Pelacuran Dolly” karangan Tjahyo Purnomo dan Ashadi Siregar dengan jelas mengungkap titik-titik kegemaran para hidung belang singgah.
Dalam buku yang mengupas tuntas praktik lokalisasi Gang Dolly itu, penulis menyebut ada 5 (lima) lokalisasi yang juga sempat nge-hits di kalangan penikmat wanita malam.
Berikur ini 5 lokalisasi prostitusi yang pernah berjaya di Kota Surabaya.
1. Lokalisasi Bangunrejo
Tempat para kupu-kupu malama dan hidung belang ini berkumpul berada di Kecamatan Krembangan. Dalam bukunya, Tjahyo mengatakan, lokalisasi Bangunrejo tidak luas dan hanya menempati 5 gang yang terbagi antara utara serta selatan.
Meski tak luas, Lokalisasi Bangunrejo pernah menjadi tempat mata pencarian bagi 4.000 PSK di era 1980-an.
Mereka menempati wisma alias rumah bordil sebanyak 350 rumah. Wisma itu berbaur dengan hunian masyarakat setempat.
Nah biar tak salah masuk, pengunjungnya bisa membedakan rumah bordil dengan hunian biasa degan melihat papan bertuliskan “Rumah Tangga”.
Perbedaan menariknya lokalisasi Bangunrejo dengan tempat lain adalah adanya jam operasional. Semua PSK dan rumah bordil harus tutup usaha pukul 22.00 WIB.
Jika tidak, siap-siap dibubarkan para hansip. Unik bukan?
2. Lokalisasi di Kota Surabaya: Jarak
Menimbang geografinya, lokalisasi Dolly dan Jarak berdekatan. Yakni berada di wilayah Kelurahan Putat Jaya, Sawahan.
Hanya ada perbedaan mencolok di antara keduanya. PSK yang masih kinyis-kinyis alias muda umumnya bermukim di Gang Dolly. Sedangkan yang sudah senior alias berusia 35 tahun ke atas berada di lokalisasi Jarak.
Dengan kata lain, lokalikasi Jarak adalah kompleks prostitusi kelas dua setelah Gang Dolly. Tjahyo menulis, di sini kerap berlangsung kejahatan. Mulai dari yang berat seperti pembunuhan hingga hingga pemerasan.
3. Lokalisasi Moroseneng
Pusat kegiatan esek-esek Kota Surabaya lainnya adalah lokalisasi Morosebeng yang berlokasi di pinggiran utara Surabaya.
Ini adalah nama kampung yang masuk administratif Kecamatan Tandes. Tidak seperti di Dolly atau Jarak, di sini wismanya tak banyak. Hanya ada 30-an rumah.
Sementara pengunjungnya dari kelas bawah seperti tukang becak, kuli bangunan, dan pekerja kasar lainnya.
Jadi pengunjung yang ke sini jangan banyak berharap dengan tampilan PSK-nya. Sebab tarifnya juga lebih murah ketimbang lokalisasi lainnya.
4. Lokalisasi di Kota Surabaya: Kremil
Setali tiga uang dengan Moroseneng, lokalisasi Kremil juga menyasar pelanggan kelas bawah. Tempatnya di kawasan Tambakasri, Krembangan atau pinggiran Kota Surabaya.
Namun rumah bordilnya lebih banyak, bahkan pernah mencapai 500 rumah bordil. Rumah esek-esek berada di Gang I hingga XXI berhimpitan dengan tambak-tambak milik warga setempat.
5. Lokalisasi Kembang Kuning
Terakhir, Lokalisasi Kembang Kuning. Tempat ini berhimpitan dengan pemakaman Belanda bernama Makam Kembang Kuning.
Tak seperti 4 lokalisasi di atas, tak ada rumah bordil atau wisma untuk berasyik-masyuk di lokalisasi Kembang Kuning.
Setelah ada kesepakatan harga, maka langsung melakukan hubungan intim di tempat. Atau di atas bangunan-bangunan makam tanpa menggunakan alas. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"