KONTEKS.CO.ID – Cuaca ekstrem dengan hujan lebat disertai angin kencang menerjang daerah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Dampaknya, banjir, pergerakan tanah, tanah longsor, dan angin kencang terjadi di wilayah itu.
Berdasarkan rangkuman Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), sejumlah bencana seperti tanah longsor dengan tinggi 3 meter dan lebar 8 meter di jalan penghubung Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Watumalang atau tepatnya di Desa Gumawang Kidul, Kecamatan Watumalang.
“Peristiwa itu sempat menghambat mobilitas penduduk karena jalur tertutup material tanah longsoran,” ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran pers, Senin 10 Oktober 2022.
“Beruntung tidak ada korban jiwa. Tim gabungan memastikan saat ini jalur tersebut sudah dibersihkan dan dapat kembali dilalui kendaraan,” kata Abdul Muhari.
Angin kencang juga terjadi di Dusun Pagersampang, Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek yang mengakibatkan pohon besar tumbang hingga menutupi jalan dan memutus kabel jaringan listrik, pada Sabtu 8 Oktober 2022, pukul 20.00 WIB.
“Tim gabungan segera menangani dengan mengerahkan gergaji mesin pemotong kayu dan peralatan lainnya. Akses jalan sudah kembali dibuka dan sisa batang pohon diserahkan kepada warga setempat untuk dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan kebutuhan lainnya,” ujar Abdul Muhari.
Kemudian jalan nasional Wonosobo-Kaliangkrik tertutup material longsor dengan panjang 6 meter dan tinggi 15 meter.
Meski tidak ada korban jiwa, peristiwa itu sempat menghambat mobilitas penduduk. Saat ini, Abdul menambahkan, jalan tersebut sudah dapat dilalui.
Sementara itu, 5 rumah di Desa Kumejing, Kecamatan Wadaslintang rusak terdampak pergerakan tanah. Akses jalan desa sempat terputus karena terkena material.
Tanah longsor yang berdampak pada akses jalan juga terjadi di Desa Somogede, Kecamatan Wadaslintang. Selain itu, material longsor juga menutup aliran air.
Berikutnya tanah longsor berdampak pada rumah warga yang bersebelahan dengan gedung sekolah. Rumah dan sekolah yang berada di lereng tebing terdampak material longsoran hingga mengalami kerusakan di bagian dinding dan atap.
Tim gabungan segera melakukan antisipasi demi meminimalisir dampak buruk.
“Terakhir, derasnya aliran sungai yang meluap akibat hujan selama lebih dari 10 jam telah menerjang jembatan hingga rusak. Peristiwa itu terjadi di jalan Desa Karanganyar menuju Desa Andonglawak,” jelasnya.
“Selain jembatan hancur, tanggul irigasi persawahan juga jebol sepanjang 25 meter hingga banjir menggenangi areal persawahan,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"