KONTEKS.CO.ID - Laga Persebaya vs PSS Sleman "memakan" korban Bonek, suporter fanatik Bajul Ijo. Suporter malang ini tewas seusai jatuh dari truk yang ditumpanginya dari Surabaya, Jatim, menuju Sleman, DIY.
Bonek dalam sejarahnya memang terbilang suporter yang siap menyerahkan jiwa dan raga demi mendukung Persebaya saat berlaga di manapun.
Melansir laman wikipedia, Bonek adalah sebutan untuk kelompok suporter klub sepak bola Persebaya Surabaya. Bonek mengacu pada suporter pria, dan Bonita (singkatan dari Bonek wanita) mengacu pada suporter wanita.
Bonek adalah akronim yang diambil dari bahasa Jawa, yakni Bondho Nekat, (modal nekat). Jadi secara harfiah Bonek mempunyai arti 'bermodalkan tekat atau kemauan yang kuat'.
Pada awal tahun 2017 manajemen baru Persebaya Surabaya melalui Presiden Klub, Azrul Ananda, berusaha menghilangkan stigma negatif terhadap Bonek yang dikenal selama ini dengan memberi tambahan perkataan 'kreatif'. Jadi, Bonek kini dikenal dengan nama Bondo, Nekat & Kreatif.
Kelompok suporter Bonek memiliki slogan ataupun juga salam yang selalu diucapkan ketika bertemu dengan sesama mereka yaitu "Salam Satu Nyali" dan dibalas dengan "Wani!" (Berani).
Sejarah Nama
Istilah Bonek pertama kali dimunculkan oleh harian pagi Jawa Pos tahun 1988. Istilah itu untuk menggambarkan fenomena ribuan suporter Persebaya Surabaya yang berbondong-bondong ke Jakarta untuk mendukung Persebaya dalam laga final kompetisi Divisi Utama PSSI 1987-1988.
Secara tradisional, Bonek adalah suporter pertama di Indonesia yang mencetuskan fenomena away supporters (pendukung sepak bola yang mengiringi tim kebanggaannya bertanding ke kota lain) seperti di Eropa. Pada waktu itu memang belum ada suporter yang away dengan sangat terorganisir seperti Bonek.