Gol ini pula yang membuat namanya ditempatkan sejajar dengan para bintang dunia seperti Lamine Yamal, Declan Rice, Pedro de la Vega, Santiago Montiel, dan nama besar lainnya.
Diremehkan Media Asing, Justru Masuk Tiga Besar Voting
Ironisnya, meski direndahkan media Inggris, suara publik justru menunjukkan sebaliknya. Sejak proses voting dibuka pada 14 November hingga 3 Desember 2025, nama Ridho justru terus berada di tiga besar calon peraih Puskas Award.
Situasi ini memunculkan ironi, di saat media asing menilai gol itu 'membosankan', jutaan penonton menganggapnya layak bersaing di panggung dunia.
Ridho mungkin bukan pemain yang tampil di liga elite Eropa, namun masuknya ia ke daftar Puskas memperlihatkan bagaimana dunia sepak bola semakin terbuka terhadap talenta dari Asia Tenggara.
Bisa jadi, 'sengatan' Planet Football melalui narasinya menandakan satu hal bahwa standar mereka mungkin masih berpijak pada bias level kompetisi.
Yang jelas, apakah penuh sinisme atau sekadar kontroversi untuk menarik perhatian, komentar media Inggris itu justru membuat nama sang kapten Persija Jakarta justru makin sering dibicarakan.
Baca Juga: Bersaing dengan Lamine Yamal dan Declan Rice, Gol Rizky Ridho Masuk Nominasi FIFA Puskas Award 2025
Dan dalam dunia penghargaan yang bergantung pada suara publik, sorotan, bahkan yang bernada meremehkan, bisa menjadi bahan bakar dukungan.
Untuk sementara, Ridho masih bertahan di papan atas. Jika tren itu berlanjut, bukan tidak mungkin bek Persija Jakarta itu akan membalikkan pandangan skeptis tersebut dengan memenangkan Puskas Award edisi tahun ini.***