Alasan utama untuk meninggalkan sepak bola Eropa yang kompetitif dan memulai petualangan sepak bola baru tidak diragukan lagi adalah masalah keuangan.
Cristiano Ronaldo akan menjadi duta citra Arab Saudi di luar negeri di negara yang berusaha untuk memainkan peran yang semakin penting dalam dunia olahraga. Padahal, kedatangan eks pemain Real Madrid itu sudah dianggap soal negara.
Negara itu dituduh ‘mencuci olahraga’ dalam catatan buruk hak asasi manusia mereka, yang digambarkan sebagai ‘yang terburuk dari yang terburuk’, melalui sepak bola, F1, tinju, dan acara lainnya.
Di antara pelanggaran hak asasi manusia lainnya, homoseksualitas adalah ilegal di negara itu dan dapat dihukum penjara, hukuman fisik atau hukuman mati, dan Arab Saudi dinyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan brutal jurnalis Jamal Khashoggi pada Oktober 2018.
Kontrak Ronaldo, selain basis yang besar dan kuat (hanya di bawah 100 juta Euro), diisi dengan insentif finansial untuk iklan yang akan menjadikan pemain Portugal itu sebagai olahragawan dengan bayaran tertinggi di dunia.
Jumlah total kontrak CR7 dengan Al-Nassr akan mendekati 200 juta Euro per musim.
Performa menurun
Kepindahan Ronaldo ke Al-Nassr terjadi pada usia 37 tahun dan empat setengah musim setelah kepergiannya dari Real Madrid, yang menandai awal penurunannya.
Setelah tiga musim di Juventus, di mana ia mencetak beberapa gol tetapi bahkan gagal memenangkan Liga Champions, Ronaldo kembali ke Manchester United tapi ternyata menjadi mimpi buruk yang memuncak dengan pintu keluar dari pintu belakang.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"