KONTEKS.CO.ID – Berikut profi tiga wasit wanita yang bertugas memimpin pertandingan putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar.
Piala Dunia 2022 Qatar tidak hanya bersejarah dari jumlah biaya yang dikeluarkan (200 miliar Euro) hingga pertama kalinya digelar di musim dingin. Tetapi Piala Dunia 2022 Qatar juga mencatat untuk pertama kalinya sebuah pertandingan putaran final dipimpin wasit wanita.
Yamashita Yoshimi, Salima Mukansanga dan Stephanie Frappart termasuk di antara 36 wasit yang dipilih untuk turnamen tersebut. Mereka juga akan bergabung dengan Neuza Back dari Brasil, Karen Diaz Medina dari Meksiko dan Kathryn Nesbitt dari Amerika sebagai bagian dari 69 asisten wasit yang ditugaskan FIFA untuk Piala Dunia 2022 di Qatar.
Berikut adalah hal-hal utama yang perlu Anda ketahui tentang Yamashita Yoshimi, Salima Mukansanga, dan Stephanie Frappart, tiga wasit wanita yang akan memimpin Piala Dunia sepak bola pria di Qatar.
Yamashita Yoshimi
Wasit Jepang Yamashita Yomishi akan tampil di Piala Dunia kedua berturut-turut setelah memimpin Piala Dunia Wanita 2019 di Prancis. Dia juga memimpin Olimpiade 2020, yang diadakan pada 2021 di negerinya, dalam pertandingan antara Amerika Serikat dan Swedia.
Yamashita juga berada di peluit untuk kemenangan 2-1 Melbourne City atas Jeonnam Dragons di Liga Champions AFC, dan kemenangan 2-0 FC Tokyo atas Kyoto Sanga di Liga J1 – di mana dia menjadi wasit wanita pertama yang melakukannya.
Wasit 36 tahun ini menikmati kesempatan untuk menjadi bagian dari sejarah, terlepas dari tekanan yang menyertainya.
“Hampir tidak ada wasit wanita di Timur Tengah, jadi saya ingin melihat perubahan itu, dengan Piala Dunia Qatar sebagai katalisnya,” beber Yamashita seperti dilaporkan FIFA.
“Fakta bahwa wanita menjadi wasit untuk pertama kalinya di Piala Dunia pria adalah tanda bagi orang lain bahwa potensi wanita selalu berkembang dan itu adalah sesuatu yang juga sangat saya rasakan,” imbuhnya.
Salima Mukansanga
Wasit Rwanda Salima Mukansanga telah memimpin FIFA sejak 2012. Tetapi sebagai seorang gadis muda, mimpinya adalah menjadi pebasket profesional.
“Saya menyukai bola basket dan ingin menganggapnya sangat serius,” tutur Salima kepada New Times.
“Tetapi akses ke infrastruktur bola basket sulit, begitulah cara saya akhirnya menjadi wasit, yang juga tidak pernah saya sesali,” kata Salima menambahkan.
Dan keputusan itu membawanya ke Piala Dunia Wanita 2019, Olimpiade Tokyo 2020, dan sekarang Piala Dunia 2022 di Qatar. Mukansanga tidak asing dengan panggung dunia, setelah juga memimpin Piala Afrika putra awal tahun ini.
Ketika ditunjuk sebagai ofisial untuk Piala Dunia Wanita 2019, dia berkata: “Mewakili di Piala Dunia adalah impian setiap wasit,” papar Salima.
Stephanie Frappart
Wanita Prancis Stephanie Frappart bisa dibilang salah satu nama paling dikenal yang terdaftar untuk memimpin pertandingan Piala Dunia 2022 Qatar. Frappart, 38 tahun, memiliki karier yang dipenuhi dengan yang pertama, dan di Qatar dia akan terus merintis jejak di belakangnya.
Frappart memimpin final pertamanya pada 2019 di Piala Dunia Wanita di Prancis, dan kemudian memimpin final Piala Super UEFA di tahun yang sama.
Pada 2020 ia membuat gelombang di dunia wasit, menulis namanya di buku sejarah dengan menjadi wanita pertama yang memimpin pertandingan Liga Champions pria. Setahun kemudian, Frappart memimpin saat Atletico Madrid menghadapi Chelsea di leg kedua babak 16 besar Liga Champions wanita.
Sebelum diumumkan sebagai bagian dari rencana Qatar, dia juga menjadi wasit final Piala Prancis 2022.
Tingkah laku Frappart di lapangan berbicara untuk dirinya sendiri, dan telah membuatnya memenangkan penghargaan Wasit Wanita Terbaik Dunia IFFHS tiga tahun berturut-turut dari 2019.
Kehadiran ofisial wanita di Piala Dunia pria akan mengirimkan pesan “kuat”, menurut wanita Prancis itu.
“Ini pertanda kuat dari FIFA dan pihak berwenang untuk memiliki wasit wanita di negara itu,” urai Frappart, seraya menambahkan harapannya bahwa keputusan ini dapat “membuat sesuatu terjadi”.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"