KONTEKS.CO.ID – Manajer sepak bola, Gian Piero Gasperini, mengalami masa-masa sulit saat memimpin beberapa tim, seperti Genoa, Palermo, dan Inter Milan.
Namun, pada tahun 2016, Gasperini menemukan solusi bergabung bersama Atalanta, meskipun pada saat itu Atalanta bukanlah tim besar dan target awal manajemen hanya untuk menghindari degradasi.
Setelah lima kekalahan dalam lima pertandingan awal, Atalanta dan Gasperini menunjukkan progres yang signifikan. Keduanya nampaknya telah ditakdirkan bersama-sama dan sukses secara bersamaan.
1. Membuat Atalanta Konsisten di Papan Atas
Momen kebangkitan Atalanta bersama Gasperini terjadi pada musim 2016/17.
Meskipun tim tersebut hampir memecat Gasperini di awal musim, manajemen Atalanta memberikan kesempatan kedua padanya, yang akhirnya membuahkan hasil manis.
Dalam kurun waktu satu musim, Gasperini mampu mengangkat Atalanta dari posisi ke-13 di musim sebelumnya menjadi tim yang kuat.
Dia berhasil mengubah citra Atalanta menjadi tim yang memiliki performa hebat bahkan di papan atas Serie A.
Sejak 2016/17 hingga saat ini, Atalanta menempati posisi delapan besar klasemen akhir Serie A setiap musimnya.
Bahkan, mereka selalu finis di posisi tiga dalam tiga musim terakhir, yaitu mulai dari musim 2018/19 hingga 2020/21.
Hal ini menunjukkan konsistensi dan peran penting yang dimainkan oleh Gasperini dalam membangkitkan Atalanta.
2. Berkat Gian Piero Gasperini Atalanta Rutin Tampil di Eropa
Gasperini telah sukses mengantarkan Atalanta finis di papan atas Serie A secara teratur sejak 2016/17.
Selain itu, Atalanta menjadi lebih terkenal di kompetisi Eropa, baik itu Liga Europa maupun Liga Champions. Perjalanan Atalanta di kompetisi Eropa juga sangat mengesankan.
Pada musim 2017/18, mereka berhasil melaju ke babak 32 besar Liga Europa, namun kemudian kalah dari Borussia Dortmund sehingga tidak bisa melanjutkan ke babak 16 besar.
Pada musim 2019/20, Atalanta bahkan berhasil lolos hingga perempat final Liga Champions.
Meski demikian, Atalanta terhenti di babak 16 besar Liga Champions pada musim 2020/21 dan gagal lolos fase grup Liga Champions pada musim 2021/22, namun mereka berhasil melaju hingga babak perempat final Liga Europa di musim yang sama.
Pada musim 2023/24, Atalanta berhasil mencapai puncaknya dengan meraih kemenangan dalam gelar Liga Europa di mana mereka berhasil mengalahkan Bayer Leverkusen pada pertandingan final.
Atalanta berhasil mengalahkan tim-tim besar seperti Liverpool dan Marseille pada perjalanan menuju kemenangan mereka.
3. Banyak Melahirkan Pemain Berbakat
Gasperini, selama menjabat sebagai manajer Atalanta, berhasil melahirkan banyak pemain-pemain berkualitas seperti Roberto Gagliardini, Mattia Caldara, Andrea Conti, Duvan Zapata, Marten de Roon, Teun Koopmeiners, Robin Gosens, dan Hans Hateboer.
Tak hanya itu, Gasperini juga mampu mengembangkan bakat pemain berusia muda seperti Alejandro ‘Papu’ Gomez yang berubah menjadi pemain kunci dalam strategi permainan Atalanta.
Meskipun mereka semua telah merasakan iklim sistem Gasperini, rata-rata mereka tidak bertahan lama di Atalanta.
Pada musim ini, Gasperini telah berhasil menghidupkan Gianluca Scamacca kembali.
Dan juga membawa kembali Ademola Lookman yang pernah terlupakan di Inggris menjadi pemain kunci Atalanta pada saat bertanding di final Liga Europa 2023/24.
Selain itu, Gasperini juga berhasil memberikan kontribusi yang luar biasa dari pemain sepak bola Charles de Ketelaere.
Gian Piero Gasperini telah melalui banyak kegagalan selama karir manajerialnya. Namun sekarang, ia merasa seperti telah menemukan rumahnya di Atalanta di Bergamo.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"