KONTEKS.CO.ID – Setelah lebih dari empat minggu, 50 pertandingan dan 128 gol, hanya dua tim yang tersisa dalam persaingan memperebutkan gelar Piala Asia 2023 saat tuan rumah dan juara bertahan Qatar bersiap untuk menghadapi tim kuda hitam, Yordania, pada laga final di Stadion Lusail, Sabtu malam 10 Februari 2024.
Setelah menyisihkan semua penantang pada edisi 2019, Qatar juga tampil mengesankan kali ini, dengan menghempaskan Iran 3-2 di semifinal untuk kembali ke final.
Yordania, sementara itu, telah menghasilkan penampilan terbaik mereka dengan mencapai semifinal sebelum akhirnya tampil di laga puncak dengan menumbangkan Korsel 2-0 di babak empat besar untuk melanjutkan perjalanan dongeng mereka.
Saat kedua negara Asia Barat ini bersiap untuk berhadapan dengan trofi paling bergengsi di Asia, berikut ini lima hal yang perlu diperhatikan:
Pertunjukan spektakuler di Lusail
Setelah Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia FIFA ke langit malam di Lusail Stadium menjelang akhir tahun 2022, hanya dalam waktu kurang dari 14 bulan, tempat yang sama akan menjadi venue final Piala Asia 2023 yang luar biasa.
Diperkirakan 88.000 orang yang terdiri dari puluhan ribu penonton tuan rumah dan puluhan ribu warga Yordania akan menyaksikan tim mereka menciptakan sejarah di stadion ini.
Mampukah Afif Finis Sebagai Topscorer?
Dalam tujuh kemenangan beruntun Qatar di Piala Asia 2019, penyerang timnas Qatar, Akram Afif, mencatatkan rekor 10 gol – lebih dari separuh jumlah gol timnya. Lima tahun kemudian, penampilan penyerang Al Sadd SC ini sama bagusnya saat ia membawa the Maroons ke final Piala Asia 2023.
Pemain Irak, Aymen Hussein, saat ini memimpin dengan enam gol, sementara Afif berada di posisi kedua dengan lima gol. Dan, karena jumlah assistnya yang lebih banyak dari Hussein, Afif hampir pasti akan finis sebagai pencetak gol terbanyak jika ia berhasil mencetak gol di final.
Akankah Al Tamari bersinar di Final?
Penampilan Mousa Al Tamari telah menjadikannya salah satu pemain yang paling banyak dibicarakan di Piala Asia 2023.
Satu dari sedikit pesepak bola Yordania yang jadi pemain reguler tim utama di salah satu liga terbesar di Eropa ini tampil mengesankan ketika pemain Montpellier ini memberikan assist dengan umpan terobosan yang sempurna, sebelum mencetak gol kedua yang luar biasa saat Yordania menyingkirkan Korsel di semifinal.
Ketika Qatar akan mencari inspirasi dari Akram Afif, Yordania memiliki pemain andalan dalam diri Al Tamari yang akan berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam pertandingan terbesar dalam kariernya.
Dapatkah Qatar Menembus Lini Belakang Yordania?
Penyerang timnas Irak, Aymen Hussein, menjadi pemain terakhir yang menjebol gawang Yordania. Gol itu terjadi di menit ke-77 saat Yordania menang 3-2 atas Irak di babak 16 besar.
Setelah itu, tim asuhan Hussein Ammouta ini belum pernah kemasukan gol lagi dalam pertandingan yang kini – dengan tambahan waktu – telah berlangsung selama lebih dari 200 menit. Tajikistan maupun Korea masing-masing di perempat final dan semifinal, gagal menjebol gawang Yordania.
Jika Qatar ingin mempertahankan gelar juara mereka, mereka harus dapat menembus lini belakang Yordania yang tangguh dan makin membaik seiring berjalannya turnamen.
Back-to-back atau Juara Baru?
Ketika Qatar mengalahkan Iran untuk melaju ke puncak, mereka menyamai prestasi Australia yang mencapai final dua kali berturut-turut pada 2011 dan 2015. Namun, Socceroos hanya memenangkan satu dari mereka, dan tim terakhir yang memenangkan gelar juara secara beruntun adalah Jepang saat mereka mengangkat gelar tahun 2000 dan 2004.
Arab Saudi, Iran dan Republik Korea adalah negara-negara lain yang pernah menjadi juara secara beruntun.
Sementara itu, kemenangan Yordania atas Korea memastikan mereka menjadi tim ke-11 yang mencapai final sejak format babak sistem gugur diperkenalkan tahun 1972. Lima negara lain yang tampil di final untuk pertama kalinya berhasil mengangkat trofi: Iran (1972), Arab Saudi (1984), Jepang (1992), Irak (2007) dan Qatar (2019).
Siapa pun yang keluar sebagai pemenang di final hari Sabtu akan menciptakan lebih banyak sejarah. Jika Qatar berhasil meraih gelar juara, mereka akan menjadi tim kelima yang memenangkan gelar juara lebih dari satu kali dan akan menjadi salah satu tim terhebat yang pernah mengikuti turnamen ini. Jika Yordania yang menang, mereka akan menjadi juara Piala Asia ke-10 setelah kampanye yang memukau banyak penonton.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"