KONTEKS.CO.ID – Bintang sepak bola Prancis, Karim Benzema, telah mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, karena menuduhnya memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin.
Pada Oktober tahun lalu, Gerald Darmanin mengatakan bahwa Benzema “memiliki hubungan yang tidak baik” dengan kelompok Islamis tersebut.
Melalui pengacaranya, Benzema menganggap tuduhan itu merusak kehormatan dan reputasinya.
Komentar Darmanin pada bulan Oktober 2023 muncul setelah sang pemain mencuitkan dukungannya kepada warga Gaza yang menjadi korban dalam konflik Palestina-Israel.
Darmanin juga mengatakan bahwa Benzema “terkenal karena hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin”.
“Kami memerangi hydra yaitu Ikhwanul Muslimin, karena mereka menciptakan atmosfer jihad,” kata politisi tersebut kepada saluran TV konservatif, CNews, seperti dilansir dari BBC via Saudigazette, Selasa 17 Januari 2024.
Benzema, striker Al Ittihad di Liga Arab Saudi, dan seorang muslim, dengan cepat mengeluarkan bantahan dan mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap sang menteri atas tuduhan fitnah.
KARIM BENZEMA TIDAK TERIMA
Dalam dokumen setebal 92 halaman, yang dilaporkan secara luas di media Prancis pada hari Selasa, Benzema menjelaskan bahwa ia “tidak pernah memiliki hubungan sedikit pun dengan organisasi Ikhwanul Muslimin, atau sepengetahuannya dengan siapa pun yang mengaku sebagai anggotanya”.
“Saya sadar bahwa karena ketenaran saya, saya dimanfaatkan dalam permainan politik, yang makin memalukan karena kejadian-kejadian dramatis sejak 7 Oktober lalu, layak mendapatkan sesuatu yang sangat berbeda dari pernyataan semacam ini,” imbuh Benzema.
Pengacara Benzema, Hugues Vigier, mengatakan kepada media Prancis, RTL, bahwa mantan pemain Real Madrid tersebut merupakan korban dari “eksploitasi politik” dan menuduh Menteri Dalam Negeri telah “menabur perpecahan di Prancis”.
DARMANIN JADIKAN BENZEMA TARGET
Darmanin sebelumnya telah menargetkan Benzema karena alasan lain, termasuk penolakannya untuk menyanyikan lagu kebangsaan Prancis dan “dakwahnya di jejaring sosial”.
Ikhwanul Muslimin didirikan sekitar 80 tahun yang lalu di Mesir. Ikhwanul Muslimin telah menjadi dasar bagi banyak organisasi Islam modern, termasuk Hamas.
Ikhwanul Muslimin pada dasarnya adalah sebuah gerakan ideologis tanpa struktur formal, dan meski dilarang di banyak negara Muslim, gerakan ini tidak dilarang di sebagian besar Uni Eropa.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"