KONTEKS.CO.ID – Indonesia harus fokus terhadap pengembangan tim secara jangka panjang sambil memikirkan hasil-hasil di pertandingan resmi internasional.
Hal itu dikatakan pelatih kepala Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, jelang timnya menghadapi Irak di Grup D Piala Asia 2023, Senin 15 Januari 2024.
‘Tim Garuda’ adalah skuad dengan peringkat terendah kedua dalam turnamen ini, hanya berada lima peringkat di atas Hong Kong, yang menempati peringkat 150 terakhir dalam peringkat FIFA terbaru.
INDONESIA TIDAK BOLEH HANYA BERTAHAN
Sebaliknya Irak hampir 80 peringkat di atas Indonesia, tetapi Shin menegaskan timnya tidak bisa hanya bertahan dan bertahan.
“Ada kesenjangan besar dalam peringkat antara kami dan Irak, kemampuan kami berbeda, dan semua orang tahu itu,” kata pelatih asal Korea Selatan itu.
“Namun kami masih tim muda, yang termuda di grup, tetapi kami memiliki potensi besar. Kami bukan hanya membangun potensi, tetapi juga memikirkan hasil. Tidak ada yang tahu apa yang bisa terjadi di lapangan,” kata Shin Tae-yong.
“Meskipun kami adalah tim peringkat terendah di grup, jika kami hanya duduk diam dan bertahan, sepak bola Indonesia tidak akan berkembang. Kami ingin mengikuti tren sepak bola modern, sehingga harus melakukan yang terbaik dalam membangun serangan dari belakang dan semua arah,” Shin Tae-yong menambahkan.
MEMORI KEKALAHAN DI BASRA
Indonesia kalah 5-1 dari Irak ketika kedua tim terakhir kali bertemu pada November dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2027, tetapi Shin Tae-yong mengharapkan timnya menunjukkan sisi yang benar-benar berbeda di Stadion Ahmad bin Ali.
“Kami bermain melawan Irak di negara mereka sendiri dan kondisinya tidak baik bagi kami. Ketika itu kami melakukan perjalanan panjang dan persiapan juga kurang, tetapi kami menerima hasilnya,” kata Shin Tae-yong.
“Kali ini kami memiliki waktu yang cukup untuk persiapan. Jadi kami berada dalam posisi yang jauh lebih baik dan memiliki harapan yang lebih,” ujar Shin Tae-yong.
HASIL BISA DITENTUKAN DETAIL TERKECIL
Sementara pelatih kepala Irak, Jesus Casas, mengatakan pertandingan nanti bisa ditentukan detail kecil, karena Irak dan Indonesia sebetulnya memiliki kesamaan.
“Kali ini akan menjadi pertandingan yang berbeda, karena dalam turnamen singkat ada banyak faktor yang memengaruhi. Misalnya cukup satu penalti, satu kartu merah, dan beberapa momen gugup, maka semuanya akan berubah,” ujar Jesus Casas.
“Indonesia, seperti kami, adalah timnas yang sedang berkembang, menaturalisasi pemain keturunan dari Eropa dan itu akan sulit,” katanya.
“Kami ingin menang, tetapi itu tidak akan mudah. Indonesia akan ingin membalas kekalahan terakhir mereka, jadi saya memberi tahu para pemain untuk fokus dan bermain 100 persen, jika tidak itu tidak akan menjadi pertandingan yang mudah bagi kami,” ujar Jesus Casas.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"